Raihan medali perak pun, telah mampu disabet Gita Surosowan pada Internasional Class, saat melawan tim Jubal (Korp asal Belanda) yang jadi juara pertama dan Chin Kuo (Korp asal Taiwan) di posisi ketiga.

Tapi, di putaran final World Class yang digelar di Lucas Oil Stadium, Indianapolis, Kamis (8/8), Gita Surosowan Banten gagal mendapatkan tiket untuk melaju ke babak penyisihan menuju semifinal.

Namun, kepulangan mereka bukannya mendapatkan sambutan hangat, tapi berderai air mata. Pasalnya, ada beberapa kalangan yang menganggap bahwa kepergian Gita Surosowan tersebut menghamburkan anggaran daerah, sementara mengenai prestasi, Gita Surosowan langsung gugur di babak penyisihan.

Salah satu kadet Gita Surosowan yang memegang posisi Second Field Commander, Ladina P mengaku sangat sakit dan kecewa. "Saat berada di Amerika, saya mendengar keberangkatan mereka dihujani kritik, yang menurutnya menyesakan dada, mengingat waktu dan seluruh jiwa raga yang mereka persembahkan untuk Banten seolah tidak berarti apa-apa," keluh Ladina.

Apalagi, ternyata kritik yang dilontarkan oleh orang yang tidak paham, bahwasanya DCI merupakan even yang tidak mudah dapat diikuti begitu saja tanpa prestasi-prestasi sebelumnya. Sedangkan soal anggaran daerah mereka tidak tahu menahu.

"Yang saya tahu, kami hanya berlatih, berlatih, berlatih dan memberikan hasil yang maksimal buat daerah kami," ujarnya sambil berurai air mata.