Rumah Warga Miskin di Serang Ambruk

Rumah Warga Miskin di Serang Ambruk

detakbanten.com SERANG - Satu rumah milik Umdana di Kampung Simpang Sari, Rt 17/03, Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang hancur rata dengan tanah pada Selasa, (15/7/2017).

Warga RT Kampung Simpang Sari Suheli mengatakan, robohnya rumah Umdana (34), pemuda pengangguran yang ditinggal mati bapaknya pada ramadan lalu. Saat kejadian, Suheli sedang membuat perkakas golok di belakang rumah Umdana. Jarak antara dirinya dengan rumah sekira lima meter.

Tiba-tiba saja suara dentum keras terdengar oleh Suheli. Lantas ia melihat rumah tetangganya sudah roboh. Ketika Suheli melihat rumah dengan dua kamar, ruang tamu dan dapur itu sudah roboh. Beruntung pemilik rumah bisa menyelamatkan diri dari reruntuhan bangunan.

"Robohnya tengahnya dulu. Mungkin karena lapuk kayunya. Rumah sudah tua belum pernah direnovasi. Pas kejadian, saya langsung telpon pihak desa, takut disangka nggak laporan," katanya.

Kata dia, sudah ada yang datang dari kepolisian, koramil, camat dan bansos Kecamatan Jawilan. Namun, belum ada tindaklanjut yang pasti. "Semoga cepat dapat bantuan. Umdana orang nggak punya. Jangankan buat ngerehab rumah, buat beli bako (rokok-red) aja ngga kebeli. Cuma ngarepin bantuan dari pemerintah," ujarnya.

Sebenarnya, kata Suheli, rumah Umdana sudah masuk program Rumah Tidak Layak Huni atau bedah rumah. Semua data, oleh Suheli telah dilaporkan ke pihak desa namun sampai robohnya rumah tersebut, belum ada respon dari pemerintah. "Kami siap membangun rumah Umdana kembali. Tapi mau gimana material aja ngga ada. Apa yang mau dibangun," tuturnya.

Umdana, pemilik rumah mengatakan kejadian itu, ia tengah tidur. Tiba-tiba rumah langsung roboh. Ia pun tertimpa reruntuhan rumahnya. Ia ingin membangun rumahnya kembali, namun tak ada biaya untuk membeli material bangunan. "Sekarang nginep saja di rumah sodara. Kalau disini (rumah roboh-red) kan, mau dimana tidurnya," ujarnya.

Ia menceritakan mengenai dirinya bahwa Umdana tidak bekerja. Ia mengandalkan disuruh orang lain seperti mengangkut pasir, mencangkul dan kuli serabutan lainnya. Lelaki bujang itu berharap mendapat bantuan dari pemerintah. Karena rumah itu satu-satunya warisan peninggalan dari almarhum orangtuanya.

Sekretaris Desa Cemplang Samsir ketika dikonfirmasi, mengaku sudah menindak lanjuti kejadian tersebut dengan melaporkannya ke pihak kecamatan. "Sudah saya terima laporan tersebut, dan sudah saya sampaikan ke TKSK kecamatan Jawilan," katanya.

Sementara TKSK kecamatan Jawilan, Maman mengaku sudah turun ke lokasi dan langsung menindak lanjutinya. "Sudah saya tindak lanjuti, tinggal menunggu hasilnya," ucap maman ketika di konfirmasi Via WhatsApp.

 

 

Go to top