Print this page

Bansos Dinilai Tidak Tepat Sasaran, Warga Geruduk Kantor Dinsos Cilegon

Warga Lingkungan Kalentemu Timur yang tidak mendapatkan bantuan sosial (Bansos) Covid-19 mendatangi Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Cilegon, Kamis (4/6). Warga Lingkungan Kalentemu Timur yang tidak mendapatkan bantuan sosial (Bansos) Covid-19 mendatangi Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Cilegon, Kamis (4/6).
detakbanten.com CILEGON  - Warga Lingkungan Kalentemu Timur yang tidak mendapatkan bantuan sosial (Bansos) Covid-19 mendatangi Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Cilegon, Kamis (4/6).
 
Belasan warga yang didominasi oleh ibu-ibu tersebut datang dengan tujuan menanyakan kepada Dinsos Cilegon terkait penyaluran Bansos Covid-19 yang dinilai tidak tepat sasaran.
 
Salah seorang warga Rt. 04/Rw. 05, Lingkungan Kalentemu Timur, Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil, Komalawati mengatakan, Bansos Covid-19 dari Kemensos yang telah disalurkan tidak tepat sasaran.
 
Pasalnya, penerima Bansos tersebut sebagian merupakan PNS, Pegawai salah satu BUMN dan juga orang yang memiliki mobil dan sejumlah kontrakan di daerahnya.
 
"Kami semua dari Rt 04 dapetnya sedikit cuma 11, sedangkan di Rt 06 itu 35 dapet semua, sisanya PNS sama karyawan KS, punya kontrakan banyak, mobil ada," katanya saat ditemui di kantor Dinsos Cilegon, Kamis (4/6).
 
Sedangkan warga yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga dan lanjut usia (Lansia) tidak mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) melalui Bansos Covid-19.
 
"Kami ini pembantu-pembantu, asisten rumah tangga, ini cuma sebagian yang berangkat. Kami tidak menerima bantuan apapun," ujarnya.
 
Sebelumnya, Komalawati mengaku, warga telah memberikan data kepada pihak Kelurahan Samangraya, namun dikembalikan dengan alasan tidak diterima oleh Dinsos Cilegon.
 
"Kenapa kemarin kita memberi data ke kelurahan, kok dikembalikan lagi, katanya Dinsos tidak menerima. Nyatanya kan lain jawaban dari Dinsos," tuturnya.
 
Sementara itu, Kepala UPT Data Dinsos Kota Cilegon, Yusuf Han menjelaskan, warga yang datang adalah mereka yang merasa tidak terakomodir sebagai penerima bantuan.
 
Yusuf mengatakan, data penerima bantuan berasal dari tingkat RT dan RW, kemudian diverifikasi oleh Dinsos Cilegon untuk mengatisipasi tumpang tindih atau penerima bantuan ganda.
 
"Kami menerima outputnya, kami olah data itu agar valid, untuk menghindari double data, double bansos," katanya.
 
Yusuf juga menjelaskan, penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap, kemungkinan warga dari Kelurahan Samangraya tersebut masuk ke dalam data penerima, tapi baru akan menerima bantuan di tahap selanjutnya.
 
"Bantuan itu kan tidak sekaligus, bertahap, mereka tidak memahami itu, wajar," katanya.
 
Oleh karena itu, pihaknya meminta kembali data kependudukan warga tersebut untuk diakomodir dalam penyaluran bantuan di tahap selanjutnya.
 
"Kalau warga di kelurahan lain ada yang mengeluhkan hal sama, bisa datang ke Dinsos. Saya akan memberikan perlakuan yang sama, tapi dengan catatan di kolektif, kami akan bantu selagi kuota kami ada," tandasnya.