Print this page

Ati-Sokhidin Bentuk Pasukan Khusus

Ati-Sokhidin Bentuk Pasukan Khusus

detakbanten.com CILEGON – Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon, Ratu Ati Marliati dan Sokhidin kembali membentuk tim relawan guna memuluskan kontestasi politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cilegon 2020 mendatang. Namun, relawan kali ini berbeda dengan sudah-sudah, dimana relawan tersebut dikhususkan guna menangkal dan melakukan pengamanan dari serangan lawan politik. 

"Sebenarnya, relawan yang lain juga sama. Cuma relawan kompas ini banyak lebih tau issue issue yang berkembang di masyarakat, jadi mereka yang nantinya meluruskan kepada masyarakat, iniloh yang benar. Kalo relawan yang lain lebih fokus kepada pemenangan," Kata Ati usai melakukan Deklarasi jaringan KOMPAS (Komando Pasukan Khusus Ati-Sokhidin) di Grand Mangku Putra (GMP) Kota Cilegon, Selasa (1/9/2020). 

Ati yang juga masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Cilegon menuturkan, bahwasanya terbentuknya relawan pasukan khusus dikarenakan memiliki data lebih dibandingkan dengan relawan lainnya. "Karena mungkin didalamnya (Kompas) lebih tau bagaimana proses dimulainya pembangunan di Kota Cilegon. Jadi, bila nanti ada orang yang menjelekkan soal itu, dia tau," tegasnya. 

Sementara itu, Ketua Relawan Kompas Isbatullah Alibasja mengatakan, pihaknya menjadi salah satu bagian dari relawan yang kemudian memang memiliki tugas khusus karena situasi politik semakin memanas. Dimana, kata Dia, buzzer buzzer semuanya bekerja sehingga kemudian perlu ada relawan khusus yang memang harus bergerak untuk menangkal serangan serangan tersebut.

"Kemudian, kami punya tugas khusus untuk memperkuat tim-tim atau relawan yang lemah, basis-basis yang lemah, kami perkuat kembali. Dan mungkin kami akan terjun ke basis-basis musuh, misalnya di citangkil yang kuat berarti kami akan turun ke sana. Jika ada data yang salah masuk ke masyarakat, kami yang meluruskan," tuturnya.

Ia juga mengaku, akan memperkuat tim Cyber dan advokasi jika ada kampaye kampanye yang sudah menyerang ke arah pribadi. "Misalkan mendeskreditkan gender, ibu ati kan perempuan. Terus ada yang menjual issue agama, bahwa pemimpin harus seorang laki-laki. Banyak issue yang berkembang lah di tengah-tengah masyarakat yang harus kami luruskan," tandasnya. (man)