Print this page

Helldy Kukuhkan FKOTAS Cilegon

Walikota Cilegon Helldy Agustian saat mengukuhkan kepengurusan FKOTAS Kota Cilegon periode 2021-2024 di Aula Diskominfo Kota Cilegon, Rabu (6/10/2021). Walikota Cilegon Helldy Agustian saat mengukuhkan kepengurusan FKOTAS Kota Cilegon periode 2021-2024 di Aula Diskominfo Kota Cilegon, Rabu (6/10/2021).

Detakbanten.com Cilegon - Berawal banyaknya keluhan dari para operator sekolah terkait kesejahteraan dan minimnya fasilitas. Para operator sekolah membuat organisasi untuk kesejahteraan para anggotanya. Sehingga terbentuklah Forum Komunikasi Operator dan Tenaga Administrasi Sekolah (FKOTAS) Kota Cilegon.

Ketua FKOTAS Kota Cilegon Hermansyah mengatakan pembentukan FKOTAS Cilegon dilakukan karena banyaknya keluh kesah, seperti kesejahteraan dan lain sebagainya.

"Kalau berbicara urgensi sangat urgensi, karena para operator ini pejuang data tujuannya untuk validasi dan verifikasi baik online maupun online," kata Hermansyah usai pelantikan pengurus dan pengukuhan FKOTAS Kota Cilegon periode 2021-2024 di Aula Diskominfo Kota Cilegon, Rabu (6/10/2021).

Ia juga mengaku jika para operator kerap dijuluki sebagai 'kalong' lantaran bekerja pada malam hari.

"Kita pemain malam, nginput data sampai pagi dan bahkan tidak tidur. Tadinya saya mau sampaikan disini juga bahwa operator ini seperti kalong atau kelelawar karena bekerjanya malam," pungkasnya.

Diketahui dia total operator di Kota Cilegon baik sekolah negeri maupun swasta ada 558 operator.
Untuk negeri 91 dan swasta 397 dari tingkat PAUD, TK, SD dan juga SMP. "Kalau berbicara urgensi sangat urgent, karena operator ini adalah pejuang data yang tugasnya untuk memvalidasi dan memverifikasi data secara online yang ada di sekolah. Baik guru, siswa maupun sekolah yang harus terupdate," tuturnya.

"Apalagi yang terkait dengan sertifikasi guru dan data dapodik, bilamana sertifikasi guru tidak cair berarti ada kesalahan pada operator," sambungnya.

Ia mengaku banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh operator, ketika info GTK tidak valid dan pencairannya yang tidak bisa dicairkan.

Disisi lain, selain meminta honor yang pantas ia juga meminta alat untuk menunjang keberlangsungan operator di setiap sekolah.

"Harapan kita bukan hanya sebatas honor saja, namun juga didukung dari segi alat yang digunakan oleh operator seperti laptop dan lain sebagainya," harapnya. "Alat inilah (laptop) yang masih kurang dan kebanyakan itu milik operator itu sendiri (pribadi) bukan fasilitas dari sekolah," tuturnya.

Ia mengaku untuk inventaris yang ada baru sekitar 60 persen, sedangkan sisanya yang 40 persen masih milik sendiri.

Ditempat yang sama, Walikota Cilegon Helldy Agustian mengapresiasi kinerja para operator. Ia juga menyebut operator sekolah dengan sebutan 'kalong'. Pasalnya, Helldy menilai operator sekolah kerap bekerja pada malam hari.

"Operator sekolah ini sangat luar biasa, dan mereka bekerja pada malam hari seperti kalong," kata Helldy.

Dikatakan Helldy, kendati begitu pihaknya akan mendukung organisasi FKOTAS Cilegon yang sudah terbentuk dan memiliki payung hukum.

"Kita Pemkot akan bantu dan akan dukung gerakan dari FKOTAS Cilegon," ujarnya.

Disinggung soal harapan FKOTAS Cilegon, yang ingin gajinya naik. Helldy menjelaskan, pihaknya sudah menaikan gaji sebesar 50 persen, dari Rp300 ribu menjadi Rp450 ribu.

"Sudah dinaikan sama kita dari Rp300 ribu menjadi Rp450 ribu," katanya.

Helldy mengklaim, bahwa FKOTAS itu baru terbentuk di Kota Cilegon yang sudah memiliki payung hukum.

"Alhamdullilah ini sejarah di Cilegon, minimal nanti ada FKOTAS di Banten kalau bisa di nasional," tutupnya. (man)