Print this page

Rusak Parah JLS Cilegon Ditanami Pohon Singkong

Warga sekitar menanam pohon singkong di JLS sebagai bentuk protes terhadap Pemkot Cilegon lantaran jalan tersebut tak kunjung diperbaiki, Kamis (10/2/2022). Warga sekitar menanam pohon singkong di JLS sebagai bentuk protes terhadap Pemkot Cilegon lantaran jalan tersebut tak kunjung diperbaiki, Kamis (10/2/2022).

Detakbanten.com, CILEGON - Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon atau Jalan Aat Rusli rusak parah hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.

Akibatnya, sejumlah pengendara dan warga mengeluhkan kondisi jalan tersebut lantaran banyaknya pengendara yang jatuh dan terperosok. Untuk itu, warga mendesak Pemkot Cilegon segera memperbaiki jalan tersebut. Sebagai bentuk protes warga sekitar menanami jalan tersebut dengan pohon pisang dan rencananya juga akan disemai iklan lele sebagai ketidakbecusan pemerintah dalam mengatasi permasalah tersebut.

"Jalan ini sudah sekitar tiga bulan (rusak parah). Dari pemerintah ngga ada reaksi apa - apa makanya saya nanam singkong aja. Nanti besok saya nanam lele," kata salah satu warga sekitar Agus saat ditemui di lokasi, Kamis (10/2/2022).

Agus yang juga berjualan disana sering melihat banyaknya kendaraan yang jatuh dan terperosok akibat jalan yang bergelombang.

"Sering banget. Ada yang patah roda akibat jalan berlobang. Sehari empat sampai lima orang terjadi kecelakaan. Kebetulan saya disini liat sendiri. Kasian juga apalagi kalau sudah tergenang air ngga keliatan gelombangnya," terangnya.

Untuk mengatasi permasalah tersebut rencananya
Pemkot Cilegon kembali akan mewacanakan perbaikan JLS dengan meminta bantuan dari industri. Mengingat kondisi JLS saat ini mengalami kerusakan parah dan perbaikannya terkendala minim anggaran.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon, Maman Mauludin mengungkapkan, Pemkot Cilegon dalam menangani masalah JLS rusak hanya dapat melakukan penanganan yang bersifat sementara. Perbaikan sementara ini menggunakan anggaran biaya pemeliharaan rutin dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cilegon yang tidak besar.

“Kita masih pelajari secara adminitrasi seperti apa teknisnya. Dan kita musti melihat langsung ke lapangan titik-titik mana saja kerusakannya? Yang jelas, kami sudah menyarankan ke dinas teknis kemarin di rapat dinas bahwa penanganan itu harus segera dilaksanakan,” kata Maman kepada awak media ditemui di Kantor Walikota Cilegon, Kamis (10/2/2022).

Menurut Maman, jika perbaikan jalan dilakukan dengan betonisasi membutuhkan anggaran senilai Rp 160 miliar. Artinya, Pemkot belum mampu menangani perbaikan secara keseluruhan. Bila memungkinkan, kata Maman, Pemkot akan mewacanakan kembali agar perbaikan JLS melibatkan peran serta industri. Sebab, JLS sendiri salah satunya jalur yang digunakan untuk mendukung arus kendaraan logistik industri.

"Kalau melihat tingkat kerusakan yang sekarang cukup tinggi. Artinya dana pemeliharaan kita tidak mencukupi. Kemungkinan, kira akan meminta peran dari industri kembali untuk mempermudah penanganan kerusakan di JLS. Perbaikan JLS tidak hanya di pemerintahan daerah saja. Tapi pihak sektoral pun diharapkan bisa membantu kerusakan di JLS. Sebab, jalan satu-satunya yang menghubungkan pariwisata, industri sangat menopang laju ekonomi. Bagiamana caranya melalui peran sektoral. Bukan hanya Pemda saja, tetapi pihak lain juga,” papar Maman.

Hal senada dikatakan Kepala Bidang Bina Marga DPUTR Kota Cilegon, Retno Anggraeni. Ia mengaku, pihaknya pada 2022 ini tidak menganggarkan biaya pemeliharaan jalan di JLS. Lantaran tidak memiliki anggaran, kemungkinan beberapa titik jalan rusak parah ini hanya ditutup dengan menggunakan slag bukan di betonisasi.

Jadi untuk sementara kita gunakan anggaran pemeliharaan jalan kota senilai Rp 1 miliar. Jalan rusak yang kita perbaiki pun hanya yang rusak parah saja. Jadi anggaran pemeliharaan jalan kota kita alihkan untuk JLS. Sedangkan anggaran untuk perbaikan JLS hampir mencapai Rp 160 miliar,” tuturnya.

Retno tak menampik, di era kepemimpinan walikota sebelumnya, Pemkot Cilegon membuat skema perbaikan JLS dengan bantuan CSR industri. Hal itu urung terealisasi karena pandemi Covid-19.

“Kemungkinan nanti akan kearah situ. Saat ini kita (PU) tengah melakukan inventarisir berapa yang harus diprioritaskan. Kemungkinan minggu depan hasil inventarisir kita selesai. Setelah itu akan kami bahas dan rapatkan dengan industri. Yang penting prioritas jalan rusak di JLS ada di depan Hotel Forbis, eks Kantor Kejari Cilegon, Belakang Ciwandan. Kira-kira kalau di total ada 60 titik jalan rusak,” tandasnya. (man)