PT. Angkasa Pura II Butuh Rp 52 Triliun untuk Lepas 25% Saham di tahun 2020

Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) bersama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (kedua kanan), Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi (kiri) dan Komisaris Utama PT Angkasa Pura II Edy Wibowo (kanan) menggelar jumpa pers terkait direksi baru PT Angkasa Pura II di Jakarta, Kamis (15/1). Direksi baru PT Angkasa Pura II yang dipimpin oleh Dirut Budi Karya Sumadi diminta untuk segera melakukan pembenahan untuk mewujudkan target World Class Company. Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) bersama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (kedua kanan), Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi (kiri) dan Komisaris Utama PT Angkasa Pura II Edy Wibowo (kanan) menggelar jumpa pers terkait direksi baru PT Angkasa Pura II di Jakarta, Kamis (15/1). Direksi baru PT Angkasa Pura II yang dipimpin oleh Dirut Budi Karya Sumadi diminta untuk segera melakukan pembenahan untuk mewujudkan target World Class Company.

detakbanten.com Bandara Soetta - Operator bandara milik negara, PT Angkasa Pura II (Persero) untuk pertama kalinya akan melepas 25 persen sahamnya ke publik (initial public offering/IPO) pada 2020 guna menutup sebagian kebutuhan investasi yang diestimasi mencapai Rp 52,7 triliun hingga 2021. Jumat, (15/05/2015).

Budi Karya Sumadi, Direktur Utama AP II menjelaskan rencana perseroan melantai di bursa demi mendapatkan modal untuk mendanai sejumlah proyek, termasuk pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Adapun jumlah saham yang akan dilepas sekitar 25 persen dari keseluruhan saham yang kini dikuasai pemerintah.

Sementara itu, lanjut Budi, total kebutuhan investasi diperkirakan mencapai Rp 52,7 triliun hingga 2021. Untuk tiga tahun pertama, sebagian besar investasi akan difokuskan untuk mencapai target 15 juta penumpang dengan estimasi pendanaan sebesar Rp 34,7 triliun

"Kita akan memperkuat struktur permodalan kita dengan IPO 5 tahun mendatang. Maka dari itu kita akan secara perlahan menerbitkan surat utang untuk beradaptasi dengan pasar modal," kata Budi kepada wartawan saat ditemui di Bandara Internasional Minangkabau, Padang.

Melalui IPO tersebut, AP II berharap mendapatkan dana segar sekitar Rp 6 triliun.

Sebagai informasi, AP II telah memperoleh pinjaman dari sejumlah lembaga keuangan, antara lain dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk senilai Rp 1,5 triliun, PT Sarana Multi Infrastruktur Rp 500 miliar, Eximbank Rp 1,5 triliun, dan PT Indonesia Infrastructure Finance Rp 400 miliar.

Selain itu, perseroan juga mengantongi pinjaman siaga (standby loan) sebesar Rp 4 triliun, dengan tenor 10 tahun. Alternatif pendanaan ini dapat ditarik perseroan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

"Saya siap kalau dilakukan semester depan. Saya menimbang-nimbang apakah saya akan menggunakan Rp 4 triliun itu. Atau saya harus melakukan obligasi. Jadi saya punya pilihan," katanya.

 

 

Go to top