Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menuturkan, ada perbedaan usulan angka kenaikan UMP. Usulan diberikan perwakilan pemerintah, serikat buruh, dan pengusaha.

"Ada tiga usulan angka berbeda, diusulkan oleh dewan pengupahan DKI Ke Pj Gubernur," kata Iqbal, dalam press conference virtual, Kamis (24/11/2022).

Iqbal mengatakan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengusulkan naiknya UMP 2,62%. Sementara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengusulkan naik 5,11%.

"Apindo (kenaikan upah) mengacu PP nomor 36/2021, kenaikan 2,62%. Atau dia naiknya Rp 4,76 juta. Kadin setuju Permenaker Nomor 18/2022, naiknya 5,11%," jelas Iqbal.

Sementara pemerintah menggunakan Permenaker Nomor 18/2022, dan mengusulkan kenaikan 5,6%. Atas hitungan ini, UMP DKI Jakarta jadi Rp4.901.798.

Diketahui, buruh mengusulkan kenaikan UMP DKI Jakarta 10,5% jadi Rp 5.131.569. Jumlah ini lebih tinggi dari usulan Kadin Rp 4.879.053.

"Kami meminta Pj DKI Jakarta mengabulkan usulan serikat pekerja 10,55%. Sangat realistis, dari perhitungan inflasi dan pertumbuhan ekonomi," tukasnya.

Berdasarkan litbang Partai Buruh, inflasi Indonesia di Januari-Desember diprediksi 6-7%. Sementara pertumbuhan ekonomi berkisar 4-5%. Ini dasar buruh meminta kenaikan upah 10,55%.

Kedepan, buruh mengancam menggelar aksi besar jika kenaikan UMP di bawah estimasi rata-rata. Rencananya, aksi dilakukan di DKI Jakarta sebelum penetapan UMP 28 November.

"Aksi akan dilakukan di DKI Jakarta sebelum 28 November, dan akan dilakukan bergelombang di seluruh wilayah Indonesia sampai dengan akhir tahun," tukasnya.