Print this page

Dampak Perang Ukraina dan Rusia Menyebabkan Inflasi di Beberapa Negara, Indonesia Menjadi Salah Satunya

Dampak Perang Ukraina dan Rusia Menyebabkan Inflasi di Beberapa Negara, Indonesia Menjadi Salah Satunya

Detakbanten.com, Opini - Beberapa bulan yang lalu kejadian yang sangat menghebohkan dunia yaitu perang Rusia dengan Ukraina, penyebab terjadinya perang tersebut disesbabkan tidak lepas dari ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Sejak Ukraina yang dekat dengan NATO bahkan akan di gadang-gadang akan masuk NATO, Rusia menjadi gerah karena Negara tersebut bertetangga. Rusia tidak ingin NATO mencengkaram Ukraina karena kedepannya akan mengancam Rusia. Bisa saja nanti rudal-runal NATO ditempatkan di Ukraina.

Hal tersebut banyak sekali koban dan kerugian yang terjadi di perang Ukraina dan Rusia. Sekitar 18.000 pasukan militer Rusia telah tewas sejak awal invasi. Pada tingkat itu, jumlah personel militer Rusia yang di klaim tewas di tangan Ukraina melebihi perkiraan NATO yaitu 7.000 hingga 15.000 tentara Rusia tewas. Laporan dari Routers.com pada tanggal 30 Maret 2022 estimasi jumlah korban pada perang Rusia dan Ukraina yaitu jumlah kematian kurang lebih 23 ribu orang, jumlah cedera non fatal kurang lebih sebanyak 1,9 ribu orang, jumlah yang mengungsi kurang lebih sebanyak 10 juta orang, bangunan yang hancur bahkan sampai rusak parah kurang lebih 1,7 ribu, dan kerusakan properti mengalami kerugian sebanyak US$565 M. Di Ukraina mengalami inflasi sebesar 6,5% karena kurang nya tenaga kerja dan pasokan.

Diperkirakan perang berkontribusi pada penurunan PDB di Rusia (relativ terhadap basis) sebesar 1,5 persen pada 2022 dan 2,6 persen pada tahun 2023. Inflasi Rusia kemungkinan akan melonjak diatas 20 persen tahun ini karena impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor. Harga setelah jatuh nya rubel dank arena ekspetasi inflasi lebih tinggi, mengakibatkan kepercayaan yang lebih rendah, pendapatan rill yang lemah, dan perdagangan global yang terganggu.

Dalam hal perdagangan, ekspor Rusia ke China tujuh kali lebih banyak ($49,1 Miliiar) dibandingkan Dengan Ukraina. Mesir menginpor sekitar 80 persen gandum nya dari Rusia dan Ukraina. Jutaan orang di Timur Tengah sekarang bertanya-tanya dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang. Harga-harga yang meroket mempengaruhi orang-orang yang hidup nya telah di jungkirbalikan oleh konflik, pengungsian dan kemiskinan dari Libanon, Irak, Suriah ke Sudan dan yaman. Indonesia pun merupakan pemasok jagung, selai, dan lebih dari 75 persen minyak nabati. Rusia dan Ukraina Negara terbesar produksi minyak dari biji bunga matahari. Ini akan menciptakan kekosongan besar dalam pemasok minyak nabati global.

Pasokan gandum di Indonesia juga terdampak. Walaupun gandum di Indonesia bukan merupakan bahan makanan pokok namun, gandum digunakan sebagai bahan utama pembuatan mie instant, roti, gorengan, dan berbagai bahan makanan yang menggunakan terigu.

Kenaikan lebih lanjut bulan ini berpotensi mendorong biaya melampaui itu ke level tertinggi baru sepanjang masa. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mendinginkan harga, mengurangi bea masuk dan membatasi persediaan untuk mencegah penimbunan, tetapi tekanan inflasi akn sulit dipadamkan.

Penulis : Syfa fauziah
Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang