"Maka dari itu kami menghimbau kepada seluruh warga Pandeglang untuk tetap waspada dalam menjaga kesehatan, dan harus memahami tentang pola hidup sehat, agar tidak mudah terkena wabah penyakit,"ungkapnya saat ditemui usai menghadiri simulasi penanggulangan bencana di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kamis 30/10).
Lanjut kata Dede, selama ini pihak Dinkes rutin melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai Pola Hidup Bersih (PHBS) yang juga bertjuan untuk mencegah penyebaran atau munculnya jentik nyamuk pembawa virus DBD. Selain itu kata dia, demi memaksimalkan pencegahan pihaknya juga melakukan Pemberantasan nyamuk dengan sistem pengasapan bahan kimia (Foging), namun hal itu dilakukan jika disuatu daerah terdapat Suspect (Manusia Terjangkit) dengan jumlah lebih dari tiga orang dan diajukan oleh Poskesdes setempat.
"Jika ada permintaan baru kita lakukan karena alat foging dikita juga masih minim, saat hanya ada tiga unit untuk satu Kabupaten Pandeglang, dengan tambahan enam unit yang baru diperoleh dari kementrian PDT beberapa waktu lalu,"katanya.
Deden menambahkan, untuk ketersediaan alat foging milik dinkes kabupaten pandeglang masih minim, lantaran ketersediaan dana yang juga kecil, maka dari itu untuk sistem foging berkala hingga ke pelosok daerah belum bisa diterapkan secara maksimal.
"Makanya foging belum bisa di terapkan secara berkala, karena anggaran pun terbatas, dan untuk membeli satu unit alat foging diperlukan sekitar dana Rp.25 juta rupiah, sebab kalau berbicara optimal kita harus memiliki 36 unit alat foging, agar setiap kecamatan bisa melakukan pemberantasan wabah penyakit itu sendiri,"tambahnya.