Dindik Cilegon Deklarasikan Sekolah Ramah Anak

Dindik Cilegon Deklarasikan Sekolah Ramah Anak
detakbanten.com CILEGON  –  Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Cilegon mensosialisasikan dan mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak (SRA) bagi pendidik dan peserta didik di SMPN 5 Kota Cilegon.
 
Diketahui sekolah layak anak merupakan salah indikator kota layak anak. Dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) No.8/2014 menyebutkan ada 6 indikator sekolah layak disebut ranah anak yaknikebijakan yang ramah anak, pelaksanaan kurukulum pendidikannya, pendidikan dan tenaga pendidik terlatih hak anak, sarana dan prasarana yang ramah anak, serta pertisipasi anak, orang tua, lembaga masyarakat, dunia usaha, pemangku kepentingan dan alumni.
 
Kepala Dindik (Kadindik) Cilegon Ismatullah mengatakan bahwa konsep sekolah ramah anak didefinisikan sebagai program untuk mewujudkan kondisi aman, bersih, sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, yang mampu menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran dan pengawasan.
 
“Sekolah ramah anak ini merupakan program yang berkaitan dengan kota layak anak. Jadi kita bersinergi dengan kepala  DP3AKB sehingga dengan adanya program sekolah layak anak ini kita bergandengan dengan beberapa steakholder, salah satunya adalah DP3AKB disitu juga ada bnn, polsek, camat, terus kepala uptd puskesmas, lurah dan lain-lain,” kata Ismatullah, Jumat (27/11/2020).
 
Dia mengajak kepada semuanya untuk bisa mendukung sekolah ramah anak tersebut supaya bisa meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Kota Cilegon.
 
“Dikarenakan menyelenggarakan sekolah layak anak ini perlu perhatian masyarakat dan orang tua sehingga dengan adanya deklarasi di setiap sekolah nanti, ini menunjukan bahwa kita ingin meningkatkan mutu pendidikan itu dengan mengurus SDM lebih baik lagi karena ternyata apabila kita tidak mengurus lebih baik mentalitas anak ternyata bisa menurun dikarenakan sel-sel otak setiap marah, memukul ternyata miliaran yang hilang, ini menunjukan kemarahan itu hanya menimbulkan kerugian makanya dengan sekolah ramah anak ini kita pelihara anak di Kota Cilegon untuk tumbuh berkembang sesuai dengan umurnya sehingga kecerdasan mereka itu secara intelgen, secara emosionl, secara spritual meningkat seimbang sehingga mereka menjadi sdm-sdm unggul di Kota Cilegon,” terangnya.
 
Dia berharap dengan adanya program tersebut bisa membentuk sdm-sdm yang unggul kedepannya.
 
"Harapan kita pendidikan untuk Cilegon 5 tahun yang akan datang mengarah ke pembentukan sdm yang lebih baik, lebih unggul sesuai dengan tumbuh kembangnya mereka dengan adanya program SRA ini,” ujarnya.
 
Diketahui di Kota Cilegon ada sekitar 300 sekolah negeri dan swasta yang terdiri dari sd 181, smp 47, tk paud 147 agar bisa terwujud untuk menjadi sekolah ramah anak.
 
"Kalau indikator sekolah layak anak kalau melihat materi yang ada salah satu contoh tidak ada lagi guru marah-marah pada anak-anak pada kegiatan mengajar, tidak ada lagi guru yang memukul anak terus apabila di sekolah ini ada kondisi seperti paku jarum yang membahayakan sudah tidak ada lagi ini artinya secara fisik tidak susah tetapi yang justru kita jaga adalah emosinal guru yang ternyata bersentuhan dengan anak. Makanya kepada kepala sekolah untuk saling menyayangi karena mereka tenang, sekolah ramah anak mudah dicapai tapi ketika pandemi Covid-19 ini, kita lakukan daring itu juga bagian dari sekolah ramah anak dalam rangka menjaga segala macam kemungkinan,” pungkasnya.
 
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) P2KPA (Pencegahan Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak) pada DP3AKB Kota Cilegon, Dewi Herlina mengatakan tentang perwujudan SMP Negeri 5 Cilegon menjadi sekolah layak anak tentunya maksud tujuan dari sekolahan layak anak itu sekolah yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada murid-muridnya seperti bebas dari kekerasan terus lingkungan sekolahnya juga asri aman, nyaman dilihat dari segi sarana dan prasarana sekolah yang ada di dalamnya.
 
”Sekolah juga bisa menghargai dan memberikan penghargaan terhadap hak-hak anak. Karena bagaimanapun semakin banyak sekolah di Kota Cilegon yang menjadi sekolahnya layak anak bisa berpengaruh terhadap perwujudan Cilegon menjadi kota layak anak sehingga kita mengaitkan dengan program ada di DP3AKB dan berorientasi kepada perlindungan anak, perhatikan anak-anak di lingkungan sekolah sudah diberikan yang maksimal,” terangnya.
 
“Segala bentuk kekerasan kami banyak berkoordinasi monitoring juga kepada sekolah-sekolah, kami juga memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolahan terkait kekerasan di sekolah ataupun terkait perlindungan anak,” katanya.
 
“Di Kota Cilegon yang menjadi SRA sudah 89 sekolah ada di SK kan yang sudah deklarasi kemarin SMP 2, SMP 7, SMP 5, smp 3 untuk tingkat sd yaitu  SDN 6  Kebon Dalam.
 
Dia berharap dengan adanya deklarasi tersebut, semua sekolah di Kota Cilegon bisa menjadi sekolah ramah anak sehingga anak-anak merasa aman dan nyaman berada di lingkungan sekolah.
 
“Dengan deklarasi SRA dari setiap sekolah mudah-mudahan semua sekolah di Kota Cilegon bisa menjadi sekolah ramah anak sehingga anak-anak merasa aman dan nyaman berada di lingkungan sekolah. Karena sebagian besar waktu anak-nakan dihabiskan di sekolah dalam menerima proses belajar. Saya ingin sekolah menjadi rumah kedua bagi mereka akan tetapi mungkin di masa pandemi sekarang banyak anak-anak yang melakukan daring tapi mudah-mudahan tidak lama lagi kita bisa bisa bisa melaksanakan kegiatan tatap muka mudah-mudahan karena secepatnya berakhir,” tandasnya.
 
Dibagian lain, Kepala Sekolah SMPN 5 Kota Cilegon, Ratnawati Hasibuan mengatakan bahwa pihaknya siap menjadi sekolah ramah anak sesuai dengan dasar-dasar dan aturan yang sudah disetujui.
 

“Sebenarnya salah satunya itu kelasnya kursi tidak boleh runcing harus tumpul tapi anak-anak kita semua semua tumpul, kemudian kalau ada benda-benda yang bisa membahayakan anak kita singkirkan, kemudian toilet oleh juga harus bersih, sekolah juga harus bersih kemudian keluarga besarnya harus sama-sama. Jangan hanya mengandalkan OB yang ada untuk bisa membersihkan sekolah. Peran semua juga, di kita ini bukan hanya keluarga besarnya tetapi juga orangtua muridnya. Alhamdulillah kita paguyuban sama orang tua kita ikut sertakan, supaya kami bisa menjadi sekolah sehat, Adiwiyata, sekolah model itu salah satunya itu, kita buat perubahan-perubahan di sekolah ini,” tandasnya.

 

 

Go to top