Kepala SDN Kepuren 2 Marno mengatakan, pihaknya telah menginformasikan hal itu ke pihak Dinas Pendidikan Kota Serang dua tahun lalu. Bahkan, berulang kali meminta penambahan ruang kelas baru. Tetapi sampai sekarang belum juga direalisasi.
Marno menjelaskan, jumlah ruang kelas tidak sebanding jumlah siswa. Maka, pihaknya terpaksa memberlakukan dua shift untuk pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yakni pagi dan siang. Hal itu agar saat belajar tidak berdesakan yang dapat mengganggu para murid saat belajar.
"Kami memiliki siswa sebanyak 390 orang dengan jumlah rombongan belajar (rombel) hanya delapan. Idealnya 12 rombel. Jadi, sekarang masih kurang empat ruang," katanya, Selasa (19/8). "Untuk kelas yang tidak ada meubeulernya, ad satu lokal yang digunakan kelas tiga."
Sementara itu, seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kondisi belajar tersebut menyebabkan anaknya selalu mengeluh kesakitan pada bagian tangan dan punggung.
"Dalam belajar, anak secara otomatis harus menahan badan dengan tangan. Ini juga tentu
mengganggu konsentrasi anak saat belajar di sekolah," tegasnya.
Sedangkan Leni Nuraeni, Kepala UPTD Pendidikan Kota Serang Kecamatan Walantaka mengingatkan, seluruh sekolah yang masih kekurangan ruang kelas dan meja belajar dapat segera mengajukan permohonan kepada Dindik Kota Serang.