Program Car Free Day Dihapus, Menuai Banyak Kritik

Program Car Free Day Dihapus, Menuai Banyak Kritik

detakbanten.com, KOTA SERANG - Program car free day yang selama ini sangat bagus untuk mengurangi polusi, kini di hapus oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang. Hal itu dikarenakan terbatasnya anggaran, menuai kritik dari para penggiat sosial media.

Mereka menilai penghapusan program car free day oleh Pemkot Serang tidaklah bijak, karena dengan adanya car free day bisa membantu penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Serang. Demikian disampaikan oleh penggiat sosial media, Imam Munandar kepada detakbanten.com, Selasa (17/6/2019).

Imam mengatakan, bahwa anggaran car free day tidaklah begitu besar sampai ditiadakan. Apalagi, dirinya kerap merasakan program car free day yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di sekitar Kota Serang.

"Sebegitu besar kah anggaran untuk car free day? sampai-sampai ditiadakan. Kok saya selama ini ke car free day minimal bayar parkir 2.000, terus jajan cilor, terus jajan batagor, terus jajan kaos, dan jajan yang lainnya. Bahkan buang sampah pun ke tempatnya, serta bisa olahraga ringan secara bersama," paparnya.

Menurutnya, car free day bagi dirinya adalah program untuk mengangkat Ekonomi Kerakyatan, dan bisa menambah PAD. "Bukankah menambah PAD? Kok bisa mengurangi anggaran daerah? bahkan car free day bisa jadi ajang silaturahmi antara Pejabat dengan Rakyatnya dengan tempat yang santai. Minimal pejabat sama rakyat ngopi bareng," terangnya.

Sementra itu, Ketua IKAPI Banten, Andi Suhud T menambahkan, dihapusnya car free day dari program Pemkot Serang sangat disayangkan, karena dengan begitu Pemerintah sebagai pemangku kebijakan telah gagal memenuhi hak-hak masyarakat untuk memperoleh lingkungan dan udara yang bersih. Kondisi ini justru, kata Andi, terjadi saat trend pelaksanaan car free day di Kota lain semakin baik, Kota Serang malah terpuruk.

"Saya sebagai salah satu inisiator awal car free day Kota Serang, sangat menyesalkan tidak dilanjutkan. Saya kira, saat trend pelaksanaan car free day di Kota lain semakin baik, Kota Serang malah terpuruk. Miris sekali," katanya.

Andi juga berharap, car free day bisa terus dilaksanakan, apalagi Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi harus menjadi leading dalam keberpihakan terhadap kelestarian lingkungan. "Lalu persoalan anggaran saya  rasa bisa dianggaran dari masing-masing SKPD, kalau DLH tidak sanggup, Dishub seharusnya bisa, karena setahu saya anggarannya tidak terlalu besar dibanding dampak yang dihasilkan. Bahkan Kota Serang pernah memperoleh penghargaan Langit Biru terkait pelaksanaan car free day dari Kementrian Lingkungan Hidup," pungkasnya.

 

 

Go to top