Print this page

Kenang Mayor Daan Mogot, Benyamin Pastikan Pemkot Tangsel Revitalisasi Monumen Lengkong

Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie tinjau monumen Palagan Serpong, Jumat (14/8/2020). Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie tinjau monumen Palagan Serpong, Jumat (14/8/2020).
detakbanten.com SERPONG - Cagar budaya Monumen Lengkong di kawasan Serpong, dalam waktu dekat bakal di revitalisasi. Sebab, monumen tersebut merupakan salahsatu bangunan yang dianggap bersejarah dengan peristiwa Daan Mogot dan simbol perjuangan para taruna dimasa kemerdekaan dulu.
 
Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengungkapkan, situs yang didirikan pada tahun 1993 itu bernama Cagar Budaya Monumen Palagan Lengkong lantaran menjadi saksi bisu ketika puluhan pasukan Tentara Republik Indonesia (TRI) dibantai Jepang. Peristiwa itu kini dikenal dengan Peristiwa Lengkong.
 
Dalam peristiwa berdarah itu Mayor Daan Mogot, Lettu Soetopo, dan Lettu Soebianto Djojohadikoesoemo yang merupakan paman dari Menteri Pertahanan Prabowo Soebianto gugur bersama 34 taruna TRI lainnya saat berunding dalam pelucutan senjata di markas tentara Jepang tersebut.
 
"Ketika perundingan hampir berhasil, tiba-tiba ada letusan senjata yang entah dilakukan oleh siapa. Karena dicurigai, tentara republik kemudian diserang. Semua yang mengikuti prosesi penyerahan senjata ini, ya di bunuh sama Jepang, termasuk Mayor Daan Mogot yang ada di dalam melakukan perundingan," kata  Benyamin menceritakan aksi heroik para prajurit TRI di monumen tersebut, Jumat (14/8/2020).
 
Atas aksi heroik para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan itu, Benyamin mengimbau warganya untuk tidak sekali-kali melupakan sejarah. Terutama Monumen Lengkong yang menjadi kebanggaan Kota Tangsel ini. 
 
"Saya berharap monumen sejarah ini tidak dilupakan oleh masyarakat Tangsel khususnya, umumnya masyarakat Tangerang. Bagi kita di Tangsel ini menjadi sebuah introspeksi dalam menghargai kemerdekaan, menghargai pembangunan bahwa kita menikmati hari ini atas perjuangan darah dan nyawa yang ditumpahkan para pejuang kita," beber Bang Ben, sapaan Benyamin Davnie. 
 
Dalam momen kemerdekaan ini, Benyamin menerangkan bahwa kisah dan semangat para pejuang yang gugur di tanah Tangsel ini harus menjadi sebuah proses pembelajaran bagi masyarakat.
 

"Dalam membentuk jiwa nasionalisme Republik Indonesia. Pancasila tidak tergantikan, NKRI harga mati," tandas bang Ben.