Print this page

FKS Canangkan Program Peningkatkan Imunitas dan Kampung Nutrisi

FKS Canangkan Program Peningkatkan Imunitas dan Kampung Nutrisi

detakbanten.com, TANGSEL-Pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya di Kota Tangsel, belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Meski begitu, dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk melakukan penanggulangan wabah Covid-19 di Kota Tangsel.

Ketua Tatanan Masyarakat Sehat Mandiri pada Forum Kota Sehat (FKS) Kota Tangsel Shinta Wahyuni Chairuddin mengatakan, FKS tengah menyiapkan program khsus untuk penanganan Covid-19 di Kota Tangsel.

Menurut dokter Shinta, ada dua program peningkatan imunitas dan rencana pembentukan kampung nutrisi. Karena, penaganan Covid-19 tidak hanya cukup dengan mentaati protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan saja.

Anggota Komisi III DPRD Kota Tangsel itu sebutkan, saat ini data dari para dokter, virus Covid-19 sudah melakukan mutasi sebanyak 4000 ribu kali. Sehingga ada kekhawatiran mutasi-mutasi dari virus ini justru akan menimbulkan varian virus baru yang justru lebih berbahaya, seperti yang terjadi di negara India saat ini.

“Jadi tidak cukup hanya dengan 4 M saja. Secara individu kita juga harus memperkuat imun tubuh kita. Sementara saat ini kesadaran atau sosialisasi mengenai imun itu masih kurang. Maka dari itu kami di FKS tengah merancang program peningkatan imunitas,” kata Shinta, Minggu (2/5/2021).

Shinta jelaskan, program imunitas ini semacam sosialisasi terhadap masyarakat terkait vitamin apa saja yang harus dikonsumsi agar imun tubuh tetap kuat.

“Virus inj terus bermutasi. Sedangkan seacara grafik yang ada kita ini belum sampai pada puncak wabah. Sehingga peningkatan imun harus jadi program prioritas. Caranya, dengan memberitahukan atau mensosialisasikan kepada masyarakat vitamin apa saja yang harus kita konsumsi setiap harinya agar imun kita kuat,” ungkapnya.

Tak hanya sekedar sosialisasi saja, Shinta bilang, pemerintah juga dalam memberikan bantuan kepada masyarakat tidak hanya finansial saja. Tetapi juga vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk menguatkan antibodi atau imun.

“Masyarakat menengah ke atas mungkin mampu membeli vitamin sendiri. Tetapi bagaimana dengan masyarakat rentan miskin yang ada di Tangsel. Apa lagi kita tahu akibat pandemi selama setahun ini, angka rentan miskin meningkat. Jadi harus ada bantuan vitamin terhadap masyarakat rentan miskin agar antibodi terbentuk secara alami dan bisa tahan terhadap virus ini,” bebernya.

Sedangkan untuk program Kampung Nutrisi, Shinta terangkan bahwa jika dalam penanganan pandemi masih saja seperti saat ini, maka ada kekhawatiran nantinya akan terjadi kesulitan pangan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Untuk itu, dibutuhkan program Kampung Nutrisi. Dimana, program ini khusus menanam kebutuhan nutrisi untuk memperkuat imun.

“Misalnya di kelurahan Ciater itu masyarakatnya secara mandiri membuat kebun dan menanam tanaman penuh nutrisi. Dan kami tengah merancang program ini agar nantinya ada langkah terhadap pangan yang memenuhi asupan nutrisi,” paparnya.

Program Kampung Nutrisi ini, kata Shinta, nantinya harus dibuat benar-benar terkonsep. Misalnya setiap kelurahan itu harus memiliki jenis kebun yang berbeda dengan kelurahan lainnya.

“Misalnya Kelurahan Ciater ini tanam jahe, dan kelurahan lainnya tanam yang lainnya. Sehingga nanti bisa saling melengkapi ketika membutuhkan tanaman-tanaman untuk kebutuhan nutrisi. Ini sedang kami rancang di FKS. Mungkin nanti akan kita buat satu percontohan terlebih dahulu,” imbuhnya.

Jika program ini berjalan dengan baik, lanjut Shinta, maka angka Covid-19 dengan sendirinya akan bisa ditekan. Dengan begitu, Kota Tangsel bisa menjadi kota percontohan bagi daerah lainnya.

“Karena dari hasil penelitian di beberapa negara itu, memperkuat imunitas tubuh adalah salah satu langkah ampuh untuk menekan penularan virus. Sekalipun ada yang tertular, setidaknya tidak sampai pada tahap parah. Jika ini berjalan, kami yakin Tangsel akan menjadi daerah percontohan bagi daerah lainnya,” pungkas Shinta. (Hendra).