Orang nomor satu di Rusia tersebut mengklaim tengah melakukan operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina.

Tidak lama setelah Putin berpidato di televisi yang ditayangkan sebelum pukul 6 pagi waktu setempat, suara ledakan terdengar di kota kramatorsk Ukraina diperkirakan suara ledakan tembakan artileri di Kharkiv Odessa, Mariupol dan ibu kota Kiev yang semuanya merupakan kota besar di Ukraina.

Vladimir Putin juga menyebutkan bahwa Rusia tidak berniat menduduki Ukraina dan menyalahkan pemerintah negara tetangganya itu atas potensi pertumpahan darah.

Putin mengancam negara-negara yang mencoba untuk mengganggu tindakannya akan menghadapi konsekuensi yang belum pernah dilihat.

Dalam pidatonya Putin juga mengatakan kepada pasukan Ukraina mendesak mereka untuk meletakkan senjata.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat Joe Biden merilis pernyataan setelah aksi militer dimulai dengan menyebutkan agresi itu sebagai serangan tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh Rusia.

"Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia," katanya pada Rabu (23/2/2022) malam dikutip Kompas.

“Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat serta para sekutu dan mitranya akan merespons dengan cara yang bersatu dan tegas. Dunia akan menuntut pertanggungjawaban Rusia.”

Joe Biden juga menyebutkan kalau dirinya akan memantau situasi dari Gedung Putih, juga berencana bertemu para mitra G7 pada Kamis 24 Februari 2022 untuk mengumumkan sanksi lebih lanjut dari AS dan sekutunya atas serangan Rusia ke Ukraina. (Aip)