Meski demikian, menurut Harits, dalam politik hal apapun bisa terjadi, karena politik bukan ilmu yang dapat dipastikan hasilnya. Ketika proses dan tahapan dalam pilkada masih berjalan, setiap calon yang ikut dalam kontestasi pilkada tentunya sama-sama memiliki peluang yang sama untuk memenangkan pilkada.

"Rasa optimis memang harus dimiliki oleh masing-masing pasangan dan tim pemenangan. Rasa antusiasme dan strategi yang di jalankan oleh masing-masing calon untuk memenangkan pilkada dilakukan dengan bermartarbat dalam rangkaian pesta demokrasi daerah," ungkap Harits melalui sambungan telephone, Selasa(14/7/2020).

Namun, dikatakan Harits, melihat pilkada Kabupaten Serang, incumbent, Ratu Tatu Chasanah - Pandji Tritayasa mencalonkan diri kembali, tentunya memiliki peluang yang besar untuk memenangkan pilkada.

Faktor yang menyebabkan kemenangan petahana dalam Pilkada Kabupaten Serang, tedapat lima faktor. Pertama, kata Harits, karena masyarakat merasa puas atas kinerja kepemimpinannya selama menjabat.

Kedua, sudah lebih dikenal oleh masyarakat. Ketiga, telah menguasai dan mampu menjangkau semua segmen pemilih. Keempat, sudah mampu menggerakkan tokoh informal maupun formal. Kelima, siap secara finansial.

"Tatu-Pandji dalam memenangkan pilkada semakin terbuka besar peluangnya," jelasnya.

Sementara itu, menurut Harits, untuk sang penantang, Nasrul Ulum - Eki Baehaki melawan petahana hal yang perlu diperhatikan prestasi dan pengalaman kepemimpinan yang bersih maka incumbent akan mendapat tantangan berat.

"Jika penantangnya minim prestasi dan reputasi maka sangat mudah bagi incumbent untuk menguasai arena dan keuntungan," singkatnya.