Print this page

Survey RSRC, Benyamin-Pilar Unggul Dari Muhamad dan Azizah

Survey RSRC, Benyamin-Pilar Unggul Dari Muhamad dan Azizah

detakbanten, TANGSEL - Romeo Strategic Research dan Consulting (RSRC) menyelenggarakan survey pra Pilkada. Dalam hasil survey itu pasangan Benyamin-Pilar Saga Ichsan memperoleh peringkat tertinggi dengan presentase 28, 7 persen.

Dalam survey tersebut pasangan Muhamad-Saraswati menyusul dibawah pasangan Benyamin-Pilar dengan presentase 20, 9 persen. Sedangkan pasangan Azizah-Ruhama memperoleh 17 persen.

Direktur Eksekutif RSRC, A Khoirul Umam mengatakan, survey pra Pilkada itu dilakukan pada tanggal 3-6 November 2020 dengan sample 400 responden yang berdasarkan metode Multistage Random Sampling (MRS), dengan tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error' (MOE) 5 persen.

Menurut Khoirul, Siti Nur Azizah memiliki lompatan elektabilitas terbesar dalam survey masa penjaringan pada Maret-Agustus 2020. Sebagai pendatang baru, Azizah justru memiliki lompatan elektabilitas cukup tinggi.

"Siti Nur Azizah sebagai pendatang baru memiliki lompatan elektabilitas, mulai dari Maret Azizah peroleh 1,5 persen menjadi 17 persen di bulan November. Muhamad dari Maret peroleh 6 persen menjadi 20,9 persen di November, dan Benyamin mengalami perlambatan elektabikitas dari Maret 16 persen menjadi 28,7 persen di November,"terang A Khoirul Umam.

Dengan demikian, Khoirul menjelaskan bahwa temuan angka elektabilitas jelang Pilkada 9 Desember dinilai masih dinamis. Pasalnya, angka swing voters masih cukup tinggi mencapai 32,4 persen.

Bahkan, jika angka swing voters dan undecided voters digabungkan, maka sebanyak 18,9 persen merahasiakan jawabannya dan 12 persen belum punya pilihan. Untuk itu, dengan jumlah keseluruhannya mencapai 30,9 persen tidak tahu atau tidak jawab.

"Selebihnya 36,6 persen menyatakan telah memutuskan pilihan dan tidak akan berubah. Hal ini perlu diantisipasi, sebagaimana pengalaman Pilkada dan Pemilu di DKI Jakarta, Jawa Barat serta Banten,"terangnya.

Kendati demikian, menurut Khoirul, responden dengan pilihan merahasiakan jawaban sering didominasi oleh simpatisan PKS. Sehingga, simpatisan PKS sering memunculkan efek kejut pasca pencoblosan.