Print this page

Video Bocah SD di Jurtim Dagang Cilok Kembali Beredar, Begini Kata Ketua LBH Keadilan Tangsel

Muhamad Saputra atau Putra, saat ikut perlombaan makan kerupuk acara 17 Agustus di Pondok Pesantren. (Foto ist.) Muhamad Saputra atau Putra, saat ikut perlombaan makan kerupuk acara 17 Agustus di Pondok Pesantren. (Foto ist.)

detakbanten.com, TANGSEL-Ketua Pengurus Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Keadilan Kota Tangsel, Abdul Hamim Jauzie, ikut bereaksi soal video bocah pelajar SD di Jurangmangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, Muhamad Saputra atau Putra, tengah berdagang Cilok, viral di jagat maya. Video tersebut kini kembali beredar di masyarakat.

Hamim sempat menanyakan video yang kembali viral tersebut beredar di masyarakat. Menurutnya, Putra kini melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Al-nahdlah Islamic Boarding School di Bojong Sari, Depok. Hamim yang mengenal lebih dulu dengan Putra, kemudian menggalang donasi untuk Putra.

Soal donasi yang digalang untuk Putra, lantaran Hamim melihat Putra di usianya yang masih anak-anak, namun dibebani kewajiban layaknya sebagai orang dewasa. Mulai dari mengamen hingga berdagang Cilok, terlebih setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.

"Ke saya itu, (Putra) kaya ke bapaknya saja lah. Kemarin saat dia sakit mengirim voice note lewat pembimbing kamarnya. Sebelum pesantren dia masih megang HP, kalau sekarang tidak megang HP, dia kalau ngabarin saya sampai jam 12 hingga jam 1 dinihari," kata Hamim saat di konfirmasi wartawan, Jumat malam (2/9/2022).

Pada dasarnya, Hamim bilang, Putra merupakan bocah pintar namun tidak ada yang mengarahkannya. Sehingga, dalam menjalani hidupnya mengalir begitu saja. Untuk mengarahkannya, Hamim mengaku hanya mengikuti keinginan Putra yang ingin melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren.

"Saya berharap betul agar Putra ini sungguh-sungguh di pondok pesantren ini. Pendidikan itu perlu dan sangat penting. Mudah-mudahan masa depannya jauh lebih baik dibanding orang tua dan saudara-saudaranya," jelasnya.

Hamim sebutkan, Putra mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Al-nahdlah di Bojong Sari, Depok, sejak tahun ajaran baru dimulai pada Juli lalu. Menurutnya, banyak keinginan yang dicapai Putra mulai ingin jadi pemain bola agar bisa masuk TNI hingga keinginannya untuk menjadi pilot.

"Pada dasarnya setiap anak itu punya kelebihan, jadi memang dari awal hasil penggalangan donasi ini untuk biaya Putra," terang Hamim.

Lurah Jurangmangu Timur, Kamaludin, sebelumnya mengatakan, soal berita yang viral di media mengenai bocah berdagang Cilok kembali beredar, hal itu merupakan berita yang diangkat di 2018, sebelum ada kebakaran di lapak (pemulung) Iwapi.

"Kami juga sudah konfirmasi dengan pihak terkait, bahwa saat ini Putra yang waktu itu berumur 10 tahun dan sekolah di SD Jurtim 01, sekarang tidak lagi dagang cilok. Dia diangkat oleh warga untuk sekolah di pondok pesantren di Pondol Petir, Depok," kata Kamaludin di tempat tinggal keluarga Putra.

Soal video yang kembali beredar tersebut, menurutnya, merupakan hal yang tidak pantas untuk diangkat kembali karena kejadian tersebut terjadi sejak sekitar 2018 lalu. Apalagi, si anak itu sendiri saat ini sudah mendapatkan hak asuh yang tepat untuk masa depannya.

"Menurut saya, ini sudah bagus. Artinya, anak itu sudah terbimbing dengan baik. Dari sisi pendidikan, sisi pergaulan, apalagi sudah di pesantrenkan. Tentu ahlaknya makin baik, begitupun perkembangan kesehatannya, tentu akan semakin baik," pungkasnya.