Kembangkan Potensi RI Sebagai Poros Maritim Dunia

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Detakbanten.com, JAKARTA - Tahun 2024, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi melakukan serangkaian program pada sektor kelautan dan perikanan. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan kementerian terkait sedang giat mendorong pengembangan hilirisasi industri rumput laut.

Seperti yang diketahui, beberapa bulan lalu Indonesia meluncurkan pilot project budidaya rumput laut skala besar di Teluk Ekas, Lombok Timur. Berbagai studi menunjukkan potensi besar untuk produk turunan, termasuk biostimulan, pupuk organik, bahan makanan, bioplastik, dan bahkan dalam jangka panjang potensi biofuel.

Pemerintah melaksanakan piloting budidaya rumput laut skala besar. Namun, perlu penelitian untuk menilai dampak sosio-ekonomi terhadap masyarakat lokal, pengaruhnya terhadap ekosistem laut termasuk dampaknya terhadap keanekaragaman hayati. Selain itu, eksplorasi potensi penyerapan karbon dari budidaya rumput laut perlu terus dilaksanakan.

Kemenko Marves bersama dengan BRIN, KKP dan Bappenas melaksanakan Lauching International Tropical Seaweed Research Center, Rabu (22/5/2024).

“Berbagai penelitian dan kegiatan telah dilakukan oleh banyak institusi dalam pengembangan rumput laut. Beberapa universitas memiliki pusat kajian rumput laut, dan lembaga penelitian juga melakukan kajian mengenai potensi, permasalahan, dan tantangan terkait rumput laut,” kata Menko Marves, Luhut B. Pandjaitan, dalam keterangan resmi, Rabu (22/5/2024).

Launching ITSRC ini akan menandai langkah penting dalam kolaborasi global untuk penelitian, pengembangan, dan integrasi hulu dan hilir industri rumput laut. ITSRC ini akan berperan sebagai pusat studi, pusat penelitian ilmiah, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas di industri rumput laut.

Pembentukan ITSRC ini didukung dan melibatkan unsur pemerintah, pakar rumput laut global, praktisi dan asosiasi rumput laut nasional (Arli, Astruli), universitas dalam dan luar negeri (India, China, Jepang, Canada, Korea) maupun mitra pembangunan seperti World Bank, FAO, Unido, UN Global Compact, CI, KI, Sea6 Energy, dan lainnya.

 

 

Go to top