Menggagas Wisata Kaulinan dan Kuliner di Lebak

Menggagas Wisata Kaulinan dan Kuliner di Lebak
detakbanten.com LEBAK - Kita bersyukur Destinasi Wisata di Lebak bermunculan dan menawarkan ke khasannya masing-masing, dari mulai wisata alam, baik gunung, laut, pantai, hutan, sungai, curug ataupun wisata budaya yang telah ada, seperti Adat Baduy, Kasepuhan Cisungsang. kita berharap, ke depan terdapat pula Destinasi Wisata baru untuk mendukung Destinasi yang telah ada, seperti Museum Multatuli ataupun event tahunan Seba Baduy atau berbagai Festival yang dipusatkan di kota Rangkasbitung.
Hari ini saya mencari inspirasi, menuju Menes Pandeglang, adalah Ibu Eneng Kadis Pariwisata Banten, yang menginformasikan adanya Pasar Kaulinan. Saya datang jelang dzuhur, hujan lebat turun sejak saya memasuki Mengger Pandeglang, bersyukur memasuki Menes hujan reda, tanah masih basah, sesampainya di pasar kaulinan saya sholat di Masjid Baitul Hamdi, masih di areal yang sama. 
Selepas sholat, saya menuju deretan penganan yang dijajakan, maklum belum makan siang, ternyata hanya menyediakan panganan lokal, dll, tersedia kue balok, ada pula kopi kupu-kupu, ternyata cukup diminati disini. Walaupun ditingkahi hujan, pengunjung cukup ramai. Bersyukur saya dapat berjumpa dengan Ibu Eneng dan ngobrol sebentar, berbagi inspirasi, untuk selanjutnya beliau menuju panggung terbuka untuk menyiapkan acara.
Wisata Kaulinan dan Kuliner di Lebak seperti di Menes ini, sepertinya akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama dapat menjadi inspirasi untuk Desa yang tidak memiliki Destinasi Wisata Alam. 
Harapannya, ke depan tempat semacam Pasar Kaulinan ini digagas dan dibangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang saat ini kekurangan kawasan untuk melestarikan permainan tradisional, juga tempat melakukan kegiatan seni dan budaya, serta menampilkan kuliner lokal agar tetap eksis.
Tidak menutup kemungkinan dapat pula diselenggarakan festival kaulinan dan kuliner, dimana sejumlah kalangan masyarakat, terutama anak TK hingga SMP dari beberapa wilayah di Lebak dan sekitarnya terlibat dengan menampilkan beragam permainan rakyat. Pengunjung juga bisa memanfaatkan momen untuk berswafoto di spot kreatif. 
Dapat pula berinteraksi dengan alam, dengan ikut nandur, membajak sawah, memandikan kerbau serta ngabuat, aktifitas bertani bersama masyarakat, serta ngala lauk di balong.
Kawasan destinasi wisata ini didedikasikan untuk aktifitas berbagai atraksi seni, budaya dan pariwisata yang lebih lengkap, yang kemudian dinikmati oleh seluruh masyarakat Lebak.
Saya optimis gagasan ini dapat berjalan sesuai harapan. Bercermin, pada pasar digital Pasar Kaulinan tadi, yang saat ini menjadi destinasi wisata baru, para wisatawan kuliner sekaligus menikmati spot kreatif ala milenial. Tak perlu malu, kita dapat melakukan prinsip ATM dalam mewujudkan ide ini : Amati, Tiru dan Modifikasi.
Mayoritas pengunjung didominasi orangtua yang membawa anggota keluarga besar. Karena segmentasi wisata ini cocok bagi keluarga. Namun tidak jarang juga para pengunjung dari kalangan muda-mudi yang memanfaatkan swafoto di wisata tersebut. Untuk pengunjung tak pernah sepi. Setiap pekan, pasar ini menyuguhkan berbagai event untuk memanjakan pengunjung. Pengelola pasar kaulinan menggelar lomba permainan tradisional, seperti egrang, juga menggelar beragam makanan lokal.
Konsep pasar digital merupakan pasar tradisional yang dipadukan dengan digital untuk sarana promosinya. Salah satunya menghadirkan spot swafoto yang banyak digandrungi wisatawan milenial. Ke depan, hal ini dapat menguji kreatifitas kita, dengan menampilkan beragam spot swafoto. Promosi digital ini menampung anak muda yang ingin eksis dengan latar fotografi background unik. Menarik..... aktifitas pasar ini cukup banyak memberikan edukasi bagi anak-anak zaman now. 
Kaulinan barudak (permainan tradisional anak), esensinya bukan permainan yang hanya sekedar untuk bersenang-senang, akan tetapi merupakan bagian dari ethno paedagogik dan pendidikan budi pekerti yang di dalamnya mengandung benih pelajaran kedisiplinan, kepercayaan diri, kehidupan bersama, kepekaan sosial, bahkan yang terpenting adalah adanya muatan akhlak budaya. Akhlak budaya menjadi penting, karena inilah salah satu pilar yang akan membentuk karakter anak di masa depan sebagai manusia sosial dan religius.
Perkembangan sosial-budaya yang sangat cepat, telah menyebabkan ruang-ruang kaulinan barudak menjadi sangat sempit. Anak-anak kini telah kehilangan hak-haknya dan tidak cukup memiliki ruang bermain yang ramah dan membuatnya betah tinggal. Ruang sosial bagi anak-anak itu sudah tidak ada lagi. Dahulu masih banyak tanah lapang, tempat anak-anak bermain dan bernyanyi bersama. Kini tanah itu berangsur-angsur hilang, baik oleh gencarnya pembangunan pemukiman yang sempit ataupun yang lainnya. Ada ratusan permainan anak-anak yang masing-masing punya cara dan teknik pembuatan dan permainannya. Beberapa di antaranya berkaitan dengan keterampilan secara individu dan kelompok, misalnya gatrik, peperangan, egrang, paciwit-ciwit lutung, oray-orayan, dan sebagainya. 
Prinsip ATM atau Amati, Tiru dan Modifikasi, yang saya sebutkan di atas merupakan hal yang mungkin kita lakukan, sebuah prinsip yang sudah populer, sebuah strategi yang bisa dilakukan tanpa mengurangi kreatifitas, berpikiran fresh serta menyediakan sesuatu yang lebih unik.
Amati, mengamati hampir sama dengan menganalisa serta menyimpulkan hasil pengamatan untuk dijadikan referensi di langkah selanjutnya, juga bisa mendefinisikan mengamati dengan riset kecil-kecilan, juga bisa dijadikan sebagai langkah untuk evaluasi.
Tiru, meniru tanpa keprofesionalisme bisa mengakibatkan fatal karena kita akan dicap peniru, plagiat bahkan bisa dengan kata pencuri ide, dalam meniru, kita perlu perhatikan tentang etika dan hukum yang berlaku. Setidaknya, kita sudah bisa menghemat waktu, energi dan dana untuk menemukan ide baru.
Selanjutnya Modifikasi, kita harus tetap memberikan sentuhan yang berbeda pada ide kita agar jauh dari kesan meniru. Karakter, sumber daya, gaya serta kondisi lainnya harus memberikan warna dan sentuhan berbeda. Selain itu, sentuhan modifikasi akan memberikan, menawarkan kesan segar dan baru. 
Tidak kalah penting, dalam memulai apapun adalah berproses. Bersinergi dengan semua pihak, semoga gagasan ini mendapat sambutan positif, terutama pengembangan gagasan dan aksi tindak lanjut, termasuk dalam menentukan lokasi lahan yang strategis, serta berbagai sarana dan prasarana penting lainnya. 
Penulis : Dian Wahyudi
Anggota Fraksi PKS DPRD Lebak

 

 

Go to top