Kyai Pernah Jadi Bupati Di Kota Santri

Kyai Pernah Jadi Bupati Di Kota Santri

detakbanten.com - Mungkin tidak banyak orang yang tahu, kalau Kabupaten Pandeglang, pernah dipimpin oleh seorang Kyai. Tercatat sebagai Bupati Pandeglang ke - 12, adalah KH. Abdoel Halim, yang menduduki kursi Bupati di tahun 1945- 1947.

Menurut Pemerhati Sosial, Budaya dan Politik, Suhendar, Pandeglang saat ini sedang mengalami krisis figur kepemimpinan. Dari 3 Calon Bupati Pandeglang periode (2015- 2020), dinilainya tidak ada yang memiliki basic kepemimpinan yang kuat dan mengakar.

"Kita membutuhkan sosok Bupati yang bersih, amanah dan memiliki independensi," Kata dia dikediamannya, di Kabayan, Jumat (16/10/2015).

Suhendar, yang juga merupakan Anggota Masyarakat Dialog Pandeglang Utara ini menuturkan, setelah era KH. Abdoel Halim, di Kota para santri tersebut tidak pernah ada lagi Bupati dari kalangan Kyai.

"Menurut saya, lebih baik Kyai yang menjadi Bupati daripada ketiga calon yang ada sekarang," ujarnya.

Lanjut katanya, berdasarkan kenyataan yang ada, pada beberapa dasawarsa ini Kabupaten Pandeglang hanya "jalan ditempat", tidak ada kemajuan yang berarti, terlebih saat ini Kabupaten Pandeglang masih menjadi daerah paling miskin di provinsi Banten.

Dia, menilai selama ini tokoh Kyai hanya dijadikan pemanis atau pelengkap saja dalam wajah perpolitikan, khususnya di Pandeglang. Namun begitu, menurutnya ada beberapa Kyai yang cukup aktif ikut dalam kegiatan politik walaupun terkesan malu- malu dan tidak secara terang- terangan.

Kondisi diatas kata Suhendar disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena Partai politik tidak memberikan ruang yang cukup kepada kalangan dari Kyai/ Santri untuk tampil dalam kancah politik.

"Parpol sekarang sangat pragmatis dan cenderung semakin materialistik. Mereka hanya mau mendorong yang punya uang, urusan cakap tidaknya mengelola daerah itu mungkin nomor sekian. Selain itu Parpol juga dalam susunan kepengurusannya minim dari unsur Kyai," tandasnya.

Selain itu kata Suhendar, adanya stigma bahwa politik itu kotor dan kejam telah meracuni pikiran banyak orang, sehingga ketika seorang Kyai berpolitik biasanya masyarakat akan memberi lebel kurang baik.

"Pikiran seperti itu harus dirubah. Siapapun orangnya, dari latar belakang manapun mempunyai hak yang sama dalam konstitusi," katanya.

"Kyai dalam masyarakat Pandeglang mempunyai kedudukan yang tinggi. Sayang sekali kalau mereka "diabaikan" diranah perpolitikan kita," tambahnya.

Dalam kondisi yang terjadi saat ini, Suhendar mengharapkan agar para Kyai untuk lebih tampil kedepan memimpin umat dalam skala yang lebih luas.

"Saya berharap Kyai berani keluar dari kobong (pesantren). Dan Parpol juga sudah saatnya merangkul Kyai untuk duduk dalam posisi yang strategis didalam kepengurusan," harapnya .

 

 

Go to top