Ketum Asparnas Ngadiman: Perkembangan Pariwisata Harus Go Green-Sustainable Tourism

Ketum Asparnas Ngadiman: Perkembangan Pariwisata Harus Go Green-Sustainable Tourism

Detakbanten.com, JAKARTA - Indonesia mengajak Pemerintah Jepang memperkuat kolaborasi sampai kerja sama pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pengembangan ekonomi kreatif ditekankan untuk sektor dalam membuka lebih banyak peluang investasi di dalam negeri.

Kesepakatan itu terjalin melalui pertemuan antara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang Tetsuo Saito di Tokyo, Jepang, Sabtu (28/10/2023) lalu.

Kata Sandiaga, Indonesia saat ini menggenjot pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berkonsep pariwisata hijau dan berkelanjutan. Sebab, selama ini, banyak wisatawan Jepang menjadikan Indonesia sebagai destinasi liburan favorit.

Menteri Saito menyambut baik kolaborasi itu. Pasalnya, Jepang-Indonesia sama-sama ditunjuk sebagai anggota Dewan Eksekutif Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) periode 2023–2027, bersama China dan Korea Selatan, mewakili Asia Timur dan Pasifik.

Di Jepang, Sandi mempromosikan desa wisata dan pariwisata berkelanjutan pada The 6th Tourism Expo Japan (TEJ) Ministerial Round Table. Ia berkomitmen agar Indonesia mendukung pariwisata berkualitas, berkelanjutan, dan pemberdayaan melalui desa wisata.

“Transformasi pariwisata oleh Indonesia, yaitu soal bagaimana pariwisata menimbulkan efek positif bagi local community di berbagai daerah. Salah satu lokomotifnya, pengembangan Desa Wisata lewat program Anugerah Desa Wisata Indonesia,” ujar Sandi.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas), Dr. Ngadiman, berkomentar soal kunjungan Menparekraf Sandi ke Jepang itu. Menurutnya, perkembangan pariwisata ke depan harus go green dan pariwisata yang sustainable.

“Pertemuan itu bisa memberi efek positif yang langsung direalisasikan dalam tindakan nyata di lapangan. Bukan hanya wacana saja. Kita mengharapkan dimasa depan, semua go green and sustainable tourism,” kata Ngadiman, Jumat (3/11/2023).

Ia juga menaruh harapan besar. Terutama bagi perkembangan pariwisata nasional. "Setiap pertemuan, tentu perlu tindakan action. Kita harap banyak turis Jepang kembali ke Indonesia seperti dahulu. Sekarang, justru banyak orang kita yang ke Jepang, bukan sebaliknya," papar Ngadiman.

Lalu, bagaimana? Seharusnya, kata Ngadiman, promosi pariwisata Indonesia di Jepang lebih banyak dikembangkan, sehingga tingkat kunjungan turis asal Jepang bisa lebih banyak ke Indonesia.

Terkait pertemuan Sandiaga di Jepang, Ngadiman juga telah membuat sebuah rekomendasi kepada pemerintah Indonesia--melalui Kemenparekraf.

"Saya melakukan promosi yang memadai dan terarah ke negara Jepang. Jumlah turis Jepang saat ini ke Indonesia sangat kecil, per September 2023 menduduki nomor 12, yaitu sebanyak 16.267 jumlah wisatawan yang ke Bali. Kita memakai data Bali karena Bali ini menjadi indikator utama jumlah wisman yang masuk ke Indonesia," tukasnya.

Selain itu, pemerintah RI juga berupaya memajukan inisiatif pariwisata hijau. Diyakini sebagai alternatif pengembangan desa wisata.

"Desa wisata saat ini juga jalan di tempat. Belum maksimal dan skalanya masih lokal di daerah tersebut dan belum menjangkau turis asing. Mungkin, perlu dibuatkan konsep yang lebih menarik dan promosi yang tepat," katanya.

 

 

Go to top