Waspada! Kemenkes Minta Masyarakat Memperhatikan Empat Tipe Antraks pada Manusia, Termasuk Antraks Paru-Paru

Waspada! Kemenkes Minta Masyarakat Memperhatikan Empat Tipe Antraks pada Manusia, Termasuk Antraks Paru-Paru

Detakbanten, Kesehatan -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap empat tipe penyakit antraks yang dapat menular kepada manusia melalui luka pada tubuh atau hewan pemakan sayuran (herbivora).

Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, menjelaskan bahwa antraks adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis. Terdapat empat tipe antraks yang perlu diwaspadai, terutama antraks kulit (cutaneous).

Antraks kulit adalah tipe pertama yang disebabkan oleh bakteri antraks. Spora biasanya masuk ke dalam kulit melalui sayatan atau luka lecet, dan merupakan penyebab terbanyak kasus antraks di Indonesia.

Tipe kedua adalah antraks paru-paru atau antraks pernapasan. Spora antraks ini dapat terhisap melalui partikel pernapasan dan merasuk ke dalam dinding alveoli, menyebabkan sensasi melepuh dalam paru-paru.

Antraks pada saluran pencernaan merupakan tipe ketiga. Bakteri ini memasuki saluran pencernaan ketika seseorang mengonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi dan tidak dimasak dengan sempurna. Spora antraks dapat menempel di dalam tubuh selama puluhan tahun. Gejalanya termasuk keluarnya darah melalui anus, muntah darah, dan pembengkakan kelenjar di pangkal paha.

Tipe terakhir adalah antraks injeksi, yaitu jenis baru yang mirip dengan antraks kulit, namun biasanya ditemukan pada pengguna narkotika.

Masyarakat juga diminta untuk memahami bahwa antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, dan domba, dan dapat menular ke manusia. Bakteri antraks dapat membentuk spora yang sangat tahan terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu, serta dapat bertahan dalam tanah selama puluhan tahun.

Kemenkes mengingatkan bahwa sembarangan memakan atau melakukan kontak erat dengan hewan yang terinfeksi antraks dapat memperluas penularan wabah. Selain itu, Imran juga mengkhawatirkan potensi spora antraks sebagai senjata biologis yang dapat disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atau bahkan digunakan sebagai lelucon tanpa menyadari bahayanya. Amerika Serikat pernah mengalami insiden antraks di mana spora antraks ditempatkan dalam amplop, yang menyebabkan penularan dan bahkan kematian bagi orang yang menghirup spora tersebut.

 

 

Go to top