Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten Engkos Kosasih Samanhudi mengatakan pembangunan 1.000 perpustakaan tersebut merupakan atensi khusus Gubernur Banten, Wahidin Halim.

“Kami di Dindikbud Banten siap melaksanakan kebijakan Pak Gubernur sesuai dengan program kerja 5 tahun kedepan. Pembangunan perpustakaan ini tujuannya mendongkrak minat baca masyarakat yang muaranya adalah masyarakat Banten lebih cerdas dan pintar
," katanya.
Menurutnya, untuk membangun perpustakaan dibutuhkan dana yang cukup besar. Diperkirakan, satu perpustakaan akan menghabiskan anggaran sekitar Rp100 juta. Angka tersebut hanya untuk pembangunan fisik, belum mencakup isi dan infrastruktur lainnya.

Dana tersebut, sambung Engkos, selain alokasi dari APBD Banten juga bisa bekerjasama dengan pihak swasta. Sejauh ini, PT Angkasa Pura telah bersedia membantu melalui Program CSR. "Mudah-mudahan 2018, kita akan tindaklanjuti dengan Angkasa Pura ,” ungkap Engkos.

Engkos menjelaskan Dindikbud siap membantu pelatihan untuk membekali pengelola perpustakaan. Untuk membangun perpustakaan juga kan harus dilihat dari sarana prasarana, fasilitas dan pengelola, serta buku-buku pendukung lainnya. Kalau hanya gedungnya saja untuk apa.

Saat ini, lanjutnya, Banten memiliki 2.186 perpustakaan yang tersebar di delapan kabupaten dan kota. Rinciannya, perpustakaan desa sebanyak 380 unit, perpustakaan pesantren 43 unit, perpustakaan sekolah 1.697 unit, perpustakaan perguruan tinggi sebanyak 39 unit, dan perpustakaan khusus sebanyak 27 unit.

“Dengan 2.186 perpustakaan yang ada ditambah dengan 1.000 perpustakaan maka kedepan ada 3.186 perpustakaan di Banten. Yang terpenting adalah sumber daya manusianya,” tandasnya. (ADV)