Arief dan Sachrudin Beserta Masyarakat Tangerang Sholat Sunnah Kusuf Gerhana Matahari
detakbanten.com Kota TANGERANG - Bersama ribuan masyarakat Kota Tangerang, Wali Kota Arief R. Wismansyah dan juga Wakil Wali Kota Sachrudin melaksanakan Sholat Sunnah Kusuf Gerhana Matahari di Masjid Raya Al Azhom, Rabu (09/03).
Rombongan warga Kota Tangerang dan sekitarnya terlihat sudah memadati Masjid Raya Al Azhom sejak pukul 05:30 WIB. Wali Kota juga terlihat sudah hadir sejak pukul 6 (enam) bersama Istri dan salah satu anaknya begitupun Wakil Wali Kota yang juga hadir bersama keluarga besarnya.
Sebelum melakukan Sholat Kusuf, para jamaah terlebih dahulu diberikan materi tentang tata cara pelaksanaan Sholat Khusuf yang disampaikan oleh H. Ahmad Abdul Halim Yarsi yang juga imam dalam pelaksanaan Sholat Sunnah Kusuf tersebut.
Sholat Sunnah Kusuf atau Sholat Gerhana Matahari dilakukan dua rakaat dengan 4 kali rukuk yaitu pada rakaat pertama, setelah rukuk dan Iktidal membaca Al Fatihah lagi kemudian rukuk dan iktidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
Pada kesempatan tersebut, Wali kota juga menyempatkan memberikan sambutan kepada para jamaah sebelum pelaksanaan Sholat Kusuf. Dalam sambutannya Wali kota menyampaikan beberapa poin penting antara lain himbauannya kepafa seluruh masyarakat muslim di Kota Tangerang untuk melaksanakan Sholat Sunah Kusuf.
"Hari ini Indonesia dilintasi fenomena gerhana matahari, dan masyarakat muslim Kota Tangerang diharapkan untuk melaksanakan apa yg di sunnahkan oleh rasul yaitu solat sunah di masjid dan mushola terdekat," Ujarnya.
"Dan mudah-mudahan dengan kita melaksanakan sunah rosul, itu bisa menjadi tuntunan dan tatanan dalam mewujudkam Kota Tangerang yang berakhlakul karimah," Jelasnya.
"Sehingga akhlakul karimah tidak hanya menjadi slogan," Sambungnya.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Tangerang KH. Edi Junaedi Nawawi yang bertindak sebagai Khotib dalam Sholat Sunah Kusuf menegaskan bahwa Gerhana Matahari ataupun Bulan merupakan bukti kekuasaan dan keagungan Allah.
"Dulu gerhana itu dianggap sebagai suatu firasat akan terjadinya kejadian besar," Jelasnya.
Namun, papar Kyai Edi dalam pandangan islam Matahari dan bulan merupakan dua makhluk Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Peredaran dan silih bergantinya yang sangat teratur merupakan ketetapan aturan Penguasa Jagad Semesta ini. (Adv)