Wahidin Halim:Warga Baduy Harus Tetap Mempertahankan Tradisi

Wahidin Halim:Warga Baduy Harus Tetap Mempertahankan Tradisi

detakbanten.com SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim didampingi Sekda Banten Ranta Soeharta menerima  kurang lebih 1500 Warga Baduy  di Alun-alun Barat Serang, Sabtu (21April 2018). Puncak agenda pariwisata Seba Baduy diselenggarakan di Alun-alun dihadiri warga Baduy yang datang dari Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Warga Baduy berkumpul di luar Alun-alun Kota Serang sejak pukul 15.00 WIB.dengan dipimpin Jaro suku baduy pada acara seba, mereka membawa segala macam hasil panen untuk diserahkan kepada Bapak Gede atau Gubernur Banten. Hasil panen atau tani yang mereka bawa seperti Padi, palawija, buah-buahan, gula aren dan lain sebagainya nantinya diserahkan kepada bapak gede.

Gubernur Banten Wahidin Halim mengucapkan selamat datang kepada warga baduy, kedatangan warga baduy setiap tahun merupakan bagian mempertahankan tradisi, adat istiadat, lingkungan  alam dan harmonisasi dengan lingkungan masyarakatnya.

"Secara ekonomi mereka punya system sendiri, pertanian mereka mempunyai caranya sendiri, tidak ada kegelisahan hidup dihatinya dan mereka adalah orang yang mempunyai tanggungjawab terhadap alam dan sekitarnya,"Ujar Gubernur.

Baduy ini unik dan antik tidak hanya di kenal  Indonesia tetapi para peniliti asing dari Amerika dan Inggris melakukan penilitian di masyarakat baduy yang tetap mempertahankan tradisinya .

"Saya Gubernur yang disebut Bapak Gede berdo’a  agar kalian (Warga Baduy)  tetap mempertahankan tradisi." Tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan untuk menyambut warga Suku Baduy. Beragam pertunjukan seni budaya akan ikut disuguhkan. Mulai dari tari-tarian, wayang golek dan pemutaran film pariwisata dan hiburan dihadirkan.

Kadis Pariwisata menambahkan bahwa Banten memiliki  7  (tujuh) Wonders of Banten antara lain, Banten Lama, Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Sangiang, Suku Baduy, Pulau Umang, Gunung Krakatau, dan Rawadano. (ADV)

Go to top