Jika Terus Diancam Rusia, Ukraina akan Lepas Status Negara Non-nuklir

Sejumlah warga melakukan aksi protes terhadap potensi eskalasi ketegangan antara Rusia dan Ukraina dipusat Kyiv, Ukraina Sabtu (12/2/2022) AP Photo/Efrem Lukatsky) Sejumlah warga melakukan aksi protes terhadap potensi eskalasi ketegangan antara Rusia dan Ukraina dipusat Kyiv, Ukraina Sabtu (12/2/2022) AP Photo/Efrem Lukatsky)

Detakbanten.com INTERNATIONAL - - Perseteruan antara Rusia dan Ukraina masih belum usai, baru-baru ini presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kalau negaranya itu bisa saja melepaskan janji yang dipegang puluhan tahun untuk menjadi negara non nuklir jika negaranya terus diancam oleh Rusia.

Diketahui Ukraina bergabung dengan memorandum budapest pada tahun 1994 dengan menyerahkan senjata nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan. Orang nomor satu Ukraina itu juga mengatakan kalau dirinya mencoba untuk memulai konsultasi dengan beberapa negara penjamin dari memorandum budapest tersebut sebanyak tiga kali, tetal semuanya nihil.

"Kami tidak memiliki senjata atau keamanan. Kami telah kehilangan bagian dari wilayah kami, yang lebih luas dari Swiss, Belanda, Belgia. Dan, yang paling penting, kami telah kehilangan jutaan warga negara kami," kata Zelensky dikutip dari Russian Today.

"Kami akan melakukannya untuk (negosiasi ke negara penjamin Memorandum Budapest) keempat kalinya," ujarnya lagi. "Jika ... tidak ada keputusan konkret mengenai jaminan keamanan untuk negara kami, Ukraina berhak untuk percaya bahwa Memorandum Budapest tidak berfungsi dan semua keputusan paket tahun 1994 telah dipertanyakan." lanjutnya.

Volodymyr Zelensky juga menyebutkan kalau 'kecaman kolektif' oleh sekutu Barat selama ini belum berubah menjadi 'Tindakan kolektif' ia menambahkan bahwa dirinya tidak setuju dengan 'pemimpin satucnegara besar' mengenai masalah sanksi potensial kepada Rusia.

"Kami tidak membutuhkan sanksi ketika kami sudah ditembaki, ketika perbatasan hilang, ketika negara kami sudah diduduki. Apa manfaat sanksi ini bagi kita setelahnya?" katanya lagi.

Dalam beberapa bulan terakhir ini negara-negara barat telah menuding Rusia karena dugaan rencana untuk menyerang Ukraina namun hal tersebut disangkal oleh Moskow.

Terbaru presiden Amerika Serikat jobi dan disebut bersedia untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan perantara Perancis. (Aip)

 

 

Go to top