Meskipun hanya menggunakan saung dengan bahan bambu dan tenda seadanya, hal ini tidak menyurutkan semangat warga kampung yang ada. Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat Santana mengaku warga sangat menginginkan sebuah tempat ibadah yang layak untuk bisa dipakai salat Jumat.

"Kami sudah sangat merindukan adanya masjid di Kampung ini. Pasalnya, selama ini belum pernah melaksanakan ibadah shalat Jumat disini. Karena yang ada hanya musolah kecil, itupun sudah tidak layak pakai. Sedangkan, masjid adanya di kampung tetangga yang berjarak tempuh sekitar lima kilometer dengan kondisi jalan rusak," ungkapnya.

Beberapa tokoh masyarakat juga menuturkan, seluruh masyarakat sudah berupaya untuk membangun Masjid di daerahnya dengan mengumpulkan berbagai macam matrial yang ada, seperti mengumpulkan pasir, batu bahkan telah membeli tanah dengan iuran masyarakat. Namun hal ini tidak kunjung selesai karena sudah lama ditinggalkan, semua karena keadaan ekonomi masyarakat yang lemah.

Seperti halnya hasil kebun dan hasil hutan saja sangat susah unyuk dijual, karena tidak ada tengkulak yang datang ke Kampung Sinagar, hal ini disebabkan kondisi jalan yang rusak parah sehingga hasil bumi masyarakat tidak dapat menjadikan penghasilan. "Saya berharap ada donatur yang mau menyumbangkan sebagian hartanya kepada Kami guna membangun masjid yang kami idamkan," ujar Santana.