Kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyantuni para anak yatim piatu dan kaum duafa ini berlangsung di area pondok pesantren yang baru berdiri sejak tahun 2015 ini. Selain itu kegiatan ini dilakukan sekaligus menyambangi pondok pesantren yang baru dibangun di lokasi baru di wilayah Desa Parungsari tersebut.

Dari santri yang berjumlah 22 orang yang ada di pondok pesantren Al Quds ini seluruhnya merupakan anak-anak yatim piatu dan kaum duafa, selain itu para peserta didik yang ada di pondok pesantren ini.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Pondok Pesantren Al Quds Andri Mahbuby mengatakan kepada detakbanten.com, pihaknya sama sekali tidak dipungut biaya sepeserpun, termasuk seluruh tenaga pengajar tidak dimenerima gaji sepeserpun, adapun biaya yang diambil sebatas hanya untuk biaya ujian saja.

"Dalam setahun, biaya yang diambil itu hanya untuk mereka yang mengikuti ujian tingkat Madrasah Aliyah (MA) sebesar Rp. 500 ribu dan untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah (Mts) sebesar Rp 300 ribu, itupun hanya sebatas untuk biaya administrasi saja," tegasnya.

Sambung Andri, Seluruh santri yang ada disini bukan hanya warga yang ada di wilayah Sajira saja, akan tetapi banyak juga warga Rangkasbitung, Jakarta, Lampung bahkan hingga dari daerah Padang, hal ini dilakukan sesuai dengan nama pondok pesantren ini Al Quds yang artinya kemurnian.

"Bahkan saat ini semua biaya 100% sudah murni tidak ada lagi, lantaran sudah banyak yang memberikan santunan bagi seluruh peserta didik yang ada disini, bahkan untuk klub motor seperti ini merupakan komunitas pertama yang peduli terhadap Kami," tegasnya.

Sementara itu Ketua TLC Arif Novrizal Buwono mengatakan, hal ini diharapkan bukan merupakan yang pertama kali dilakukan namun akan selalu selalu berkesinambungan untuk kedepannya nanti.

"TLC akan terus menyambung silaturahmi, pasalnya hal ini merupakan suatu kebaikan yang harus dilakukan secara berkesinambungan," kata Arif.