Persiapan operasional KA Cepat relasi Jakarta-Bandung terus dilakukan dari berbagai sisi. Selain uji coba sarana dan prasarana, sosialisasi untuk masyarakat dilakukan KCIC dalam berbagai media informasi.

Salah satu sosialisasinya, yakni mengajak masyarakat bekerjasama mewujudkan keselamatan dan keamanan perjalanan KA Cepat. Baik pada masa uji coba atau saat mulai beroperasi melayani penumpang.

“Walau sepanjang jalur KA Cepat sudah diberi pagar dan kawat berduri, masyarakat tetap diminta ikut jaga sarana dan prasarana yang merupakan Proyek Strategis Nasional ini," kata General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa, dalam keterangan tertulis diterima Detakbanten.com, Minggu (23/7/2023).

Adapun, jalur KA Cepat ini embentang dari Halim hingga ke Tegalluar sepanjang 142,3 km. Baik secara subgrade, elevated, tunnel, dan bridge. Untuk operasional, jalur KA Cepat dialiri arus listrik 27,5 KV yang akan jadi sumber penggerak melalui media pantograf dibagian atas kereta.

Pantograf itu akan terhubung dengan jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) atau Overhead Catenary System (OCS). Semakin tinggi laju KA Cepat, semakin besar kebutuhan keterhubungan yang mulus antara pantograf dan LAA.

Saat beroperasi nanti, KA Cepat memiliki kecepatan sangat tinggi, yakni sampai 350km/h. Sehingga perlu dihindari benda asing yang berpotensi mengganggu dan membahayakan operasional KA agar tidak bersinggungan dengan prasarana KA Cepat.

Pada kasus ringan, jika ada gangguan dari benda asing pantograf dapat rusak dan KA Cepat berhenti. Pada kasus serius, dapat menyebabkan putusnya kabel LAA dan pemadaman listrik. Hal itu bisa mengganggu keseluruhan operasional perjalanan KA Cepat.