Ridwan Kamil mengatakan kepala merupakan simbol kemuliaan, tempat bersemayamnya segala sumber pikiran manusia. Dilindungi dengan penutup kepala sebagai lambang pemuliaan dan kehormatan.

“Karenanya hadir konsep penutup kepala, yang dari berbagai budaya diartikan sebagai lambang pemuliaan dan kehormatan,” kata Ridwan Kamil dikutip detakbanten.com dari Instagramnya.

Ia juga menambahkan kalau Iket Sunda atau nama lain totopong, penutup kepala tradisional dari kain adalah arti keluhuran budi dan budaya si pemakainya.

Ridwan memaparkan terdapat lebih dari dua belas jenis ikatan kain dalam tradisi Iket Sunda yang mencerminkan keluhuran maksud dan pesan dari si pemakainya.

“Jangan pernah memakai simbol keluhuran budaya ini ketika melakukan gestur, ucapan atau tindakan yang merendahkan peradaban,” tegasnya.

Ridwan Kamil sesalkan Edy Mulyadi yang kerap memakai Iket Sunda termasuk pada saat konroversinya terjadi, yang menurutnya akan merendahkan keluhuran budaya Sunda.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga memberi pesan kepada generasi muda agar tidak meniru dan mencontoh perbuatan Edy Mulyadi.

Sebelumnya Pupuhu Agung Dewan Keratuan Majelis Adat Sunda Arie Mulia Subagja juga marah menyoroti Edy yang mengenakan Iket Sunda saat menyampaikan pernyataan kontroversial itu.

Edy Mulyadi ditetapkan menjadi tersangka atas kasus dugaan ujaran kebencian soal pernyataannya lokasi IKN sebagai ‘tempat jin buang anak’.

Akibatnya, Edy dijerat Pasal 14 ayat (1) dan (2) KUHP jo Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 jo Pasal 156 KUHP dan Pasal 45 ayat (2) jo Pasal 28 ayat (2) Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronika (ITE). (Aip)