Begini Cerita Satu Keluarga di Kota Serang jadi Korban Jatuhnya Pesawat SJ182

Begini Cerita Satu Keluarga di Kota Serang jadi Korban Jatuhnya Pesawat SJ182

Detakbanten.com, Kota Serang - Satu keluarga di Kota Serang, Provinsi Banten menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di sekitar perairan Kepulauan Seribu dan Pulau Laki DKI Jakarta pada Sabtu Januari 2021.

Dalam satu keluarga tersebut terdiri dari empat anggota diantaranya satu bayi yang berumur dibawah satu tahun yaitu Fao Nuntius Zai, Sedangkan korban lainya itu adalah Umbu Kristin Zai (2), Zursisya Zuar Zai (9) dan Arneta Fauzia (38) ibu kandung dari ketiganya.

Dari keterangan asisten rumah tangga korban Yayu (50) mengatakan, bahwa keluarga ini merupakan pendatang di Kota Serang yang sebelumnya tinggal di Kota Bogor.

Kemudian mereka pindah dan mengontrak di salah satu rumah di Komplek Taman Lopang Indah, RT/RW 01/013 Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang sejak bulan Oktober 2020 hingga saat ini.

Sedangkan untuk suami korban yaitu Yaman bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di salah satu perusahaan yang ada di Kalimantan Barat (Kalbar).

"Kalau ibu (Arneta Fauzi) memang ngontrak di sini sudah kurang lebih sekitar 3 bulanan sampai sekarang. Tadinya kan tinggal di Bogor karena suaminya ini kerja di Kalimantan jadi ABK," ujarnya ,saat ditemui, Senin (11/1/2021).

Ia menceritakan, bahwa dirinya sempat mengantarkan korban ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada pagi pukul 09:00 WIB hari Sabtu lalu yang rencananya akan bekunjung ke Pontianak untuk menemui suaminya.

Akan tetapi, dari pemberangkatan yang sudah dijadwalkan tersebut mengalami keterlambatan sehingga dirinya pun ikut menunggu menemani korban.

"Pada hari Kamis sudah ke Bandar tapi ketinggalan pesawat, terus hari Jumat jadwalnya juga di undur karena dianya kecapean kayanya. Terus hari ngambil yang jam setengah dua itu hari Sabtu, berangkat jam 9 pagi dari sini," jelasnya.

Ia mengungkapkan, tidak lama setelah pemberangkatan dari Bandara suami korban kemudian menelpon kepada anak sulungnya Auliya (19) untuk menanyakan isti dan anak-anaknya yang tak kujung tiba.

"Karena si neng Auliya itu ga ikut berangkat, pas sorenya itu bapak (Yaman) telpon nanyain si ibu ko gak nyampe-nyampe katanya. Udah gitu ngedenger berita dari TV Pesawat yang ditumpangi ibu kecelakaan, dari situ saya kaget," tandasnya.(Aden)

 

 

Go to top