Ribuan warga yang mengenakan pakaian putih dan syal berwarna merah turut memenuhi jalanan untuk kembali merasakan sensasi adrenalin saat dikejar oleh Seekor banteng yang mengamuk.

"Saya pernah ke San Fermin berkali-kali sebelumnya, tetapi ini sangat berbeda, orang-orang melewatkan perayaan, mereka senang bersama keluarga mereka, senang tanpa topeng, mereka hanya ingin merasa hidup dan menikmati sinar matahari, " kata Michelle Rene, dikutip dari Reuters via Indozone.

"Energinya luar biasa, ini adalah pesta terbesar, hal terbesar yang pernah saya lihat dalam hidup saya," tambah turis lain bernama Pablo Cortes.

Dalam gelaran tersebut ada enam ekor banteng yang mengejar para pelari di jalanan sempit sepanjang 800 meter, para banteng ngamuk tersebut pada akhirnya akan berakhir di arena adu banteng malam untuk dibunuh.

Sedikitnya ada tiga pelari yang diseruduk oleh banteng dan beberapa lainnya diinjak oleh banteng dan enam orang pelari dilahirkan ke rumah sakit akibat festival tersebut.

Hal itulah yang membuat para aktivis binatang memproteskan Festival San Fermin it. (Aip)