Pameran yang akan berlangsung selama dua pekan itu memamerkan sedikitnya 40 lukisan berasal dari lima Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Diantaranya, RSJ Dr. Arli Zainudin (Solo), RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat (Lawang), RSJ Bali (Bangli), RSJ Lampung (Bandar Lampung), dan RSJ Dr. Soeharto Heerdian (Jakarta).

Direktur Kesenian Kemendikbud, Restu Gunawan mengatakan bahwa pameran tersebut bertujuan untuk memberikan ruang edukasi kepada publik bahwa orang yang berkebutuhan khusus memiliki peranan yang sama dalam kehidupan masyarakat, sekaligus memberikan ruang untuk berkarya. "Kita ingin memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa orang dengan kebutuhan khusus fisik dan mental dapat berkarya, salah satunya karya seni," kata Restu di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang.

Restu menambahkan, Aneka Rupa RSJ ini menjadi pameran pendamping Festival Bebas Batas 2018 yang diselenggarakan oleh Kemendikbud, Galeri Nasional lndonesia, dan Art Brut Indonesia. "Nantinya hasil karya ini juga akan dipamerkan di Festival Bebas Batas 2018 di Galeri Nasional Indonesia pada Oktober mendatang," tambahnya. 

Ditambahkan, Deputy Executive General Manager Of Airport Operation Bandara Soetta, Djodi Prasetyo, pihaknya sangat mengapresiasi hasil karya yang dipamerkan tersebut.
"Ini bentuk partisipasi dari AP II dalam rangka mengapresiasi karya seni unik dan ternyata merupakan hasil karya seniman yang memiliki keterbatasan dan berkebutuhan khusus yaitu penderita disabilitas dan para diffabel yang sama sekali tidak memiliki latar belakang seni," pungkasnya.