Lantaran kondisi kekeringan yang melanda karena dalam beberapa bulan ini curah hujan di bawah rata-rata.

"Panen rusak, ternak mati, dan kelaparan meningkat karena kekeringan berulang mempengaruhi Tanduk Afrika," ujar Direktur Regional di Biro Regional WFP (World Food Programme) untuk Afrika Timur, Michael Dunford, dikutip dari Reuters, Kamis (10/2/2022).

Akibatnya ribuan orang diharuskan mengungsi ke kamp Farburi untuk Pengungsi Dalam Negeri (IDP) dengan meninggalkan rumah serta hewan ternak mereka.

"Kami tidak pernah mengalami ini sebelumnya, kami hanya melihat badai debu sekarang. Kami takut mereka akan menutupi kami semua dan menjadi kuburan kami," kata Mohamed Adem, salah seorang warga.

Di pengungsian ada sebanyak 2.500 orang mendapatkan bantuan makanan dari WFP.

“Kekeringan membunuh ternak kami sehingga kami harus meninggalkan rumah kami dan datang ke sini," kata Halima, seorang pengungsi. (Aip)