Pernyataan Harry Tanoe Ditanggapi Presiden Forum Komunikasi Etnis Tionghoa Indonesia, Begini Sikapnya

Pernyataan Harry Tanoe Ditanggapi Presiden Forum Komunikasi Etnis Tionghoa Indonesia, Begini Sikapnya

Detakbanten.com, JAKARTA - Ketua Umum Presiden Forum Komunikasi Etnis Tionghoa Indonesia atau Foket Indonesia, Andy Victorio menanggapi pernyataan Ketua Dewan Penasehat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Jusuf Hamka, dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo sekaligus Penasehat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI).

Andy Victorio menilai, pernyataan Hary Tanoe, mengenai Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ingin sekali siapapun yang nanti didukung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), PSMTI juga akan mendukung. Jadi pernyataan itu, kata Andy, yang menjadi multi tafsir bagi sebagaian kalangan.

"Saya kira yang dimaksud pak Harry Tanoe dalam konteks ini adalah PSMTI selalu berkomitmen mendukung program pemerintahan Jokowi, dan PSMTI menilai perlu adanya keberlanjutan atau kontinuitas pembangunan yang sudah dikerjakan oleh pemerintah saat ini. Kemudian perlu dilanjutkan oleh pemerintah berikutnya setelah pak Jokowi purna tugas nanti. Saya kira itu poin yang mau disampaikan oleh pak Hary Tanoe beliau bersemangat karena kedekatan beliau dengan pak Jokowi," kata Andy, Kamis 18 Mei 2023.

Andy mengatakan, PSMTI tidak berpolitik, bukan juga organisasi politik dan juga tidak berafiliasi dengan salah satu partai politik yang ada. PSMTI murni adalah organisasi Sosial seperti namanya tertera jelas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.

"Agenda PSMTI dengan bapak Presiden Jokowi di istana adalah silaturahmi sekaligus mengantarkan undangan kepada bapak Presiden untuk menghadiri acara HUT ke 25 tahun PSMTI nantinya, tidak ada agenda lain yang dibawa, jadi jangan ditafsifkan kemana-mana agenda kemarin itu," terangnya.

Menurutnya, terkait pernyataan Hary Tanoe mari dipahami sebagai pandangan subjektif yang dalam konteks ini beliau sebagai Dewan Kehormatan Senior PSMTI bukan sebagai Ketua Umum partai politik seperti yang dimuat oleh beberapa media, ini perlu juga teman-teman media yang perlu diluruskan itu.

"Dibeberapa media ditulis pak Harry Tanoe sebagai Ketua Umum Partai Perindo, kita tahu saat itu beliau hadir mendampingi rombongan pengurus PSMTI, beliau sebagai Dewan Kehormatan Senior PSMTI, bukan sebagai ketua umum partai politik. Nah ini yang perlu diluruskan, biar tidak salah tafsir dikalangan masyarakat, khusunya dikalangan masyarakat Tionghoa," ujarnya.

Andy meyakini, pertemuan rombongan PSMTI yang dipimpin Ketua Umum Willianto Tanta dengan Presiden Jokowi kemarin, tidak ada kaitannya dengan politik soal dukung mendukung Calon Presiden (Capres) 2024. Hanya kebetulan saja kehadiran Harry Tanoe mendampingi rombongan juga bagian dari pengurus PSMTI sebagai Dewan Kehormatan PSMTI.

"Clear itu. Biar tidak salah tafsir, ini tahun politik, orang yang masuk ke istana biasanya muncul banyak tafsiran, apalagi yang masuk ke istana itu orang penting. PSMTI merupakan organisasi sosial, tidak berpolitik, tidak mewakili etnis Tionghoa dalam kontek mendukung salah satu calon presiden, saya kira PSMTI dibawah kepemimpinan bapak Wilianto Tanta tahu kedudukannya dan akan bijaksana bahwa hak politik itu adalah hak konstitusi masing-masing pribadi orang," terangnya.

Dijelaskannya, selama 25 tahun sejak berdirinya PSMTI, PSMTI telah menjadi wadah organisasi warga Tionghoa terbesar di Indonesia yang bergerak dibidang sosial, seni dan budaya, banyak kegiatan sosial yang sudah dilakukan oleh teman-teman PSMTI di bidang sosial, seperti melakukan aksi donor darah, dan aksi kemanusian.

"Kita biasa melihat di saat negeri kita kena musibah bencana alam, PSMTI terdepan dalam memberikan bantuan sosialnya untuk saudara-saudara kita yang terkena musibah tanpa melihat mereka dari etnis dan suku apa, kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air, harus saling menjaga dan saling menolong kalo ada saudara kita yang kena musibah," jelasnya.

Dikatakannya, urusan politik, soal dukung mendukung PSMTI tidak masuk keranah itu, dan hak politik masing-masing orang. "Semua kita sudah dewasa, punya pilihannya masing-masing, biarlah itu menjadi rahasia kita dibalik bilik suara nanti, memang ada teman-teman kita etnis tionghoa yang menjadi kader partai politik dan itu mereka menjadi kader ada di semua partai politik, tidak berkumpul di salah satu partai, bisa di cek itu," ujarnya.

Andy menanggapi, hal tersebut secara santai. Sebagai generasi muda Tionghoa, pihaknya akan sedih kalau melihat ada tokoh-tokoh senior Tionghoa yang ribut-ribut diruang publik dengan statementnya masing-masing mengatasnamakan etnis Tionghoa.

"Bagi kami yang masih muda ini sosok bapak Harry Tanoe dan pak Jusif Hamka adalah orang tua kami, panutan kami, senior kami, apa yang telah beliau-beliau lakukan dan capai selama ini sangat menginspirasi generasi muda Tionghoa.

Hemat saya terkait statement itu tidak usa ribut-ribut diruang publik, biasa saja, kalau ada yang tidak pas bisa dibicarakan secara baik-baik diruang diskusi ke orang yang membuat statement," katanya.

Menurutnya, jika ribut diruang publik nanti banyak muncul tafsiran yang lain, bisa bergeser dari substansi persoalan, apalagi ini tahun politik, banyak tukang tafsir. "Pada kesemptan ini saya tegaskan bahwa Etnis Tionghoa Indonesia itu kompak, solid dalam kontek kehidupan berbangsa dan bernegara, kami tidak suka ribut-ribut, karena ribut-ribut itu tidak produktif. Kami mendukung siapapun yang nanti dipilih rakyat untuk memimpin negara ini, kami berkomitmen mendukung setiap program pembangunan pemerintah siapapun presidennya nanti akan menjadi Presiden kita semua sebagai warga negara Indonesia, kami bercita-cita negara kita tercinta ini akan menjadi negera besar yang makmur dan damai bagi semua warga tidak terkecuali," harapnya.

 

 

Go to top