Diketahui, KNKT dan AHM bersama Kementerian Perhubungan telah bertemu guna membahas rangka eSAF. Ketiganya sepakat membuat tim melakukan investigasi terhadap kasus yang kini ramai di media sosial. “Antara Kemenhub, KNKT, dan AHM bakal membentuk tim melakukan penelitian bersama. Kita ingin cari lebih komperhensif soal ini,” kata Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan, kepada media, di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Soal desakan dari sejumlah konsumen yang meminta Honda recall, Wildan memastikan itu belum perlu dilakukan. Sebab, belum ada bukti ada kegagalan produksi di rangka eSAF. “Itu (recall). keputusan membabi buta, tak ada dasarnya. Saya kalau menyampaikan sesuatu harus ada dasar dan fakta. Itu mengapa klakson telolet dilarang, karena ada fakta datanya,” imbuhnya.

Diketahui, untuk melakukan recall, ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi. Misalnya, kesalahan produksi atau keluhan konsumen. Namun, Wildan menyebut KNKT akan mengeluarkan rekomendasi penarikan kembali jika data telah pasti. “Semua yang disampaikan KNKT itu ada data faktanya. Saya tidak tahu pakar lainnya ada data faktanya tidak? Kalau ada data, nggak masalah. Kalau saya, harus ada data faktanya,” tambahnya.

Diketahui, rangka eSAF kali pertama diperkenalkan pada 2019, yang digunakan pada Honda Genio. Lalu, platform itu dipakai di beberapa skuter matik Honda, seperti BeAT, BeAT Street, Scoopy, dan Vario 160. Platform ini dibuat dari baja yang di-press dan di las welding dengan deformasi yang hampir tak ada. Diklaim, rangka eSAF lebih ringan dan membuat kendali sepeda motor lebih baik.