Menanggapi kebijakan itu, mahasiswa Unis Tangerang menggelar aksi protes di depan kampus. Koordinator aksi Rondra mengatakan, adanya regulasi tersebut dinilai memberatkan mahasiswa, terutama mahasiswa yang bekerja untuk membiayai kuliah mereka sendiri. "Apabila mahasiwa tidak membayar uang semester, maka namanya tidak tercantum di absen, bahkan dikeluarkan dari kelas oleh para dosen," ungkapnya, Rabu (11/2/2015).

Padahal, lanjut Rondra, sebagian besar mahasiswa Unis adalah pekerja, sehingga harus membayar uang kuliah dari gajinya. "Kalau hal tersebut diberlakukan dikampus ini, jelas kami keberatan," ujar Rondra.

Rondra juga menuturkan bahwa biaya semester yang harus dibayar bervariatif, tergantung fakultas. "Biaya semester berkisar antarab 2 hingga 4 juta persemester. Untuk itu kami meminta kepada pihak yayasan untuk bisa memberikan toleransi terkait jangka waktu pembayaran semester," jelasnya.

Menyoal tuntutan mahasiswa, Rektor Unis Tangerang Imam Kusnandar mengatakan, berdasarkan Undang-undang nomor 12 tahun 2012 mengenai pendidikan tinggi, dijabarkan dalam bentuk peraturan pelaksanaan, dan itu harus dilaksanakan oleh tiap perguruan tinggi negeri maupun swasta. "Kebijakan tersebut dilakukan untuk mengikis perguruan abal-abal. Kalau mahasiswa ingin terus kuliah dan terdaftar di Dikti, silakan penuhi kewajiban administrasinya," tutur Imam.

Imam juga menampik anggapan jika belum membayar administrasi mahasiswa dikeluarkan dari kelas. "Tidak benar jika mahasiswa yang belum membayar uang semester dikeluarkan dari kelas oleh dosen. Itu tidak benar," jelas Imam.

Selanjutnya Imam juga menjelaskan, di perguruan manapun administrasi merupakan salah satu bagian penting dari kampus, yang sudah diatur Dikti.