Harga Kedelai Naik, Kopti Kota Serang Minta Disperindag Banten Ajukan Subsidi ke Pemerintah Pusat

Harga Kedelai Naik, Kopti Kota Serang Minta Disperindag Banten Ajukan Subsidi ke Pemerintah Pusat

Detakbanten.com, SERANG - Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Serang melakukan audiensi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten. Hal itu dilakukan karena harga kedelai impor mengalami kenaikan.

"Audiensi ini, Kopti Kota serang mewakili Banten meminta di jembatani ke pemerintah pusat agar Disperindag Banten bisa bantu. Dan kita memohon agar disediakan bahan baku subsidi," ungkap Ketua Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota Serang, Redi Kurniady, usai audiensi di Kantor Disperindag Banten, Selasa (5/1/2021).

Redi mengatakan, melonjaknya harga kedelai yang tinggi, sebetulnya pengrajin tahu tempe berproduksi bukan hanya mencari keuntungan, namun untuk mempertahankan market pasar dan menjaga karyawan agar tetap bekerja.

"Kita semua ingin mempertahankan market pasar. Dan juga ingin menjaga karyawan agar tetap bekerja. Dan saat ini produksi sudah berjalan kembali, namun sekarang penyesuaian harga di pasar, kita sudah sosialisasikan ke pedagang ada kenaikan," jelasnya.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, harga kedelai impor
mengalami kenaikan harga sejak Oktober 2020 hingga januari 2021. Kenaikan ini, kata Babar melampaui harga acuan uang yang ditetapkan Kementrian perdagangan.

"Kalo dari harga acuan Rp 6800 per kilo gram, perhari ini kami pantau di pasar harga kedelai rata rata Rp 10250 per kilo gram. Ini sangat membebani para pengrajin tahu tempe," kata Babar.

Dikatakan Babar, berdasarkan dari Kementrian perdagangan mengeluarkan rilis, sebetulnya stok kedelai nasional aman sampai 3 bulan kedepan. Namun kenapa bisa melonjak harga kedelai.

"Nanti kami segera, sama sama ke Jakarta, minta mohon kebijakan kedepan dalam bentuk subsidi harga, dan ada kepastian, karena kasian kalo berhenti produksi nanti tambah PHK, ini yang kita hindari. nanti juga kami kordinasi dengan satgas pangan," terangnya.

"Minimal jangka pendek ada solusi, jangan sampai berenti produksi, karena kalo dipaksakan, nanti menaikin harga jual membebani konsumen, apalagi ini saat ini pandemi covid 19 kebutuhan protein tinggi jangan sampai harga melambung," ujarnya menambahkan.(Aden)

 

 

Go to top

Joomla! Debug Console

Session

Profile Information

Memory Usage

Database Queries