Pemkot Gelontorkan Dana Rp 4,3M untuk RSUD, Tapi Warga Terdampak PPKM darurat Tak Dibantu

Walikota Cilegon Helldy Agustian saat memimpin rapat pembatasan kegiatan sektor industri di Ruang Rapat Walikota Cilegon, Kamis (15/7/2021). Walikota Cilegon Helldy Agustian saat memimpin rapat pembatasan kegiatan sektor industri di Ruang Rapat Walikota Cilegon, Kamis (15/7/2021).

detakbanten.com Cilegon - Dalam upaya menekan penyebaran Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon menggelontorkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dari APBD 2021 sebesar Rp 4,3 miliar untuk kebutuhan operasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon. Namun warga yang terdampak PPKM darurat seperti para pelaku usaha khususnya usaha kecil tidak mendapatkan bantuan.

Walikota Cilegon Helldy Agustian mengatakan Pemkot Cilegon telah menggelontorkan dana kepada RSUD Cilegon untuk kebutuhan penanganan Covid-19.

"Hari ini kita sudah mencairkan dana kurang lebih Rp 4,3 miliar sekitar itu (menggunakan btt, belanja tidak terduga), dalam rangka untuk membeli peralatan untuk Covid," kata Helldy kepada awak media saat ditemui di kantornya usai
rapat pembatasan kegiatan sektor industri di Ruang Rapat Walikota Cilegon, Kamis (15/7/2021).

Dikatakan Helldy bantuan tersebut hanya untuk kebutuhan di RSUD Cilegon.

"Rsud ini (bantuan btt)," ujarnya.

Saat disinggung bantuan untuk warga atau pelaku usaha yang terdampak PPKM darurat, pihaknya akan melihat kekuatan anggaran terlebih dahulu.

"Kita lihat budget dulu, kita sih pengen semua kita bantu bagi yang isoman bagi yang ini (pelaku usaha), cuman kita harus melihat budgeting dulu," tuturnya.

Politisi Partai Beringin Karya ini juga mengaku sudah meminta Kejaksaan Negeri (Kejari) Cilegon untuk mengawasi anggaran yang diberikan kepada RSUD Cilegon.

"Kami juga sudah minta pendampingan kemarin kepada ibu Kajari (Ely Kusumastuti) dan timnya," tutup pria berkacamata ini.

Sementara itu, Plt Direktur RSUD Cilegon Ujang Iing mengatakan bahwa bantuan tersebut untuk percepatan penanganan Covid-19, membeli sejumlah fasilitas kesehatan dan untuk membayar insentif para tenaga medis.

"Contohnya beli hepa filter (penyaringan udara), beli regulator oksigen 5 unit, kemudian beli hepa filter portabel 5 unit, beli hepa filter permanen 2 unit. Kemudian beli APD 600 pcs, kemudian beli alat rapid test, PCR, kemudian beli baju bergo untuk bedah 400 stel beli AC, bayar insentif tenaga medis kesehatan untuk tiga bulan sekitar satu miliar, termasuk (relawan)," tandasnya. (man)

 

 

Go to top