Beredar Isu Larangan Shalat Jum'at, STKBMPB Ancam Demo

Beredar Isu Larangan Shalat Jum'at, STKBMPB Ancam Demo

detakbanten.com Lebak - Ratusan buruh bongkar muat yang tergabung dalam Serikat Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan Bayah (STKBMPB) berencana menggelar aksi unjuk rasa di Halaman Kantor Kecamatan Bayah.

Ratusan buruh yang rencananya menurunkan peserta aksi sebanyak 300 orang tersebut menuntut agar pihak penyedia jasa bongkar muat mengurunkan niatnya yang merencanakan menurunkan tarif harga reduce upah bongkar muat dan pelarangan shalatJumat.

Dalam surat pemberitahuan aksi yang bernomor 002/STKBMPB/Vll/17 tersebut, para buruh meminta agar kedua rencana yang akan diberlakukan oleh penyedia jasa bongkar muat di pelabuhan Bayah yang di duga adalah bongkar muat untuk menyuplai berbagai kebutuhan salah satu pabrik semen yang ada di Bayah itu digagalkan, lantaran akan berakibat kepada berkurangnya pendapatan para buruh. Selain itu, menurut mereka pelarangan solat pada hari Jumat sangatlah tidak beralasan serta merupakan sebuah kedzoliman bagi umat muslim.

Ketua STKBMPB Yoga Gunawan menuturkan, pihaknya menolak reduce tarif bongkar muat dan pelarangan solat di hari jumat, lantaran itu sebuah bentuk kedzoliman. Dalam pemberitahuan tersebut, surat dari serikat tenaga kerja pelabuhan Bayah itu dilayangkan kepada Kapolsek Bayah dan ditembuskan kepada Ketua MUI Bayah, Muspika Bayah, DPRD Lebak, serta Disnaker Lebak, kemudian untuk kelengkapan aksi mereka menyertakan peserta aksi sebanyak 300 orang yang di lengkap spanduk dan pengeras suara.

Camat Bayah, Suyanto membenarkan jika ada surat pemberitahuan aksi yang di layangkan oleh STKBMPB, pasalnya isi materi dalam surat keberatannya tersebut ada isu SARA, maka ia tidak mau gegabah, sebagai bentuk transparansi, camat membuat surat undangan agar beberapa elemen masyarakat dan pemerintahan agar dapat hadir pada saat aksi berjalan.

"Iya memang ada surat pemberitahuan itu, materinya sih soal keberatan pemberlakukan reduce harga tarif bongkar muat, hal Itu masuk akal, namun isu yang satunya lagi soal pelarangan solat Jumat yang sangat sensitif," kata Camat, ketika dihubungi wartawan lewat sambungan telepon, Minggu (6/8/2017).

Namun setelah pihak Kecamatan melakukan pengecekan ke pihak penyedia jasa, tak satupun mengakui jika akan menerapkan rencana pelarangan shalat Jumat. "Saya udah tanyakan kepada yang bersangkutan, namun tidak mengakui terkait adanya rencana itu," ujar Suyanto.

CSR and Publik Relation Manager Cemindo Gemilang Sigit Indrayawan, membantah jika ada rencana pelarangan solat Jumat bagi seluruh tenaga kerja yang ada di lingkungan Cemindo, dirinya memastikan tidak ada rencana tersebut, lantaran mayoritas karyawan CG beragama muslim.

"Tidak ada aturan larangan beribadah, mayoritas karyawan kita juga muslim, adapun pelaksanaan pekerjaan yang berkelanjutan, semisal operator produksi, control room dan lain lain, di saat khusus dilakukan pengaturan tim yang bekerja dilapangan," tutur Sigit.

 

 

Go to top