Bamsoet Usul, Sistem Pemilu Campuran Terbuka-Tertutup

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menghadiri peresmian Graha PENA 98 di Menteng, Jakarta, Minggu (19/2/2023). Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menghadiri peresmian Graha PENA 98 di Menteng, Jakarta, Minggu (19/2/2023).

Detakbanten.com, JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengapresiasi kriteria calon presiden yang disampaikan Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98. Antara lain, kata Bamsoet, mampu menjaga Pancasila, berpedoman UUD 1945, setia NKRI, menghormati keberagaman, dan merawat kebhinekaan.

Juga tak punya rekam jejak terlibat penggunaan politik identitas serta komitemen melanjutkan kesinambungan program pembangunan Presiden Jokowi.

"Kriteria lain, tak pernah terlibat korupsi, melanjutkan program kerja Presiden komitmen memperjuangkan agenda reformasi, menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan mewujudkan reforma agraria serta berkomitmen memperkuat ekonomi kerakyatan," jelas Bamsoet, saat menghadiri peresmian Graha PENA 98 di Menteng, Jakarta, Minggu (19/2/2023) petang.

Ia menambahkan, soal perdebatan sistem Pemilu menggunakan proporsional terbuka atau tertutup, ia menekankan kedua sistem itu memiliki konsekuensi plus minus.

Di sistem proporsional terbuka, sisi positifnya, caleg harus bekerja keras memenangkan hati rakyat sehingga bisa mendorong kedekatan caleg dengan rakyat.

Disisi lain, sistem ini membuka banyak peluang money politic. Sedangkan caleg berkualitas tanpa modal, sangat mudah tersingkir.

Begitupun dalam sistem proporsional tertutup. Sisi positifnya, partai politik berwenang menentukan caleg, sehingga caleg berkualitas dan kader yang membesarkan partai dengan modal minimal tetap bisa masuk parlemen.

Sisi negatifnya, kedekatan caleg dengan rakyat bisa tidak menjadi kuat karena caleg terkesan lebih "takut" terhadap partai daripada kepada rakyat.

"Agar tak hanya berkutat pada sistem terbuka dan tertutup, saya tawarkan jalan tengah menggunakan campuran terbuka dan tertutup, seperti di Jerman," pungkasnya.

 

 

Go to top