Presiden Minta Jajaranya Untuk Upayakan Alkes dan Obat Bisa Produksi Sendiri

Presiden RI Joko Widodo. (Biro Pers Sekretsriat Presiden) Presiden RI Joko Widodo. (Biro Pers Sekretsriat Presiden)

Detakbanten.com BALI -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) inginkan Indonesia bisa hentikan impor alat kesehatan, obat-obatan, dan bahan baku obat. Hal itu disampaika Jokowi saat peletakan batu pertama pembangunan RS International Bali di Denpasar, Bali. Senin (27/10/2021).

 

Presiden meminta jajaranya untuk upayakan agar alat kesehatan, obat-obatan dan bahan baku obat bisa diproduksi sendiri dalam negeri.

“Alat-alat kesehatan, obat-obatan, bahan baku obat, kita harus berhenti untuk mengimpor barang-barang itu lagi, dan kita lakukan, kita produksi sendiri di negara kita,” kata Presiden Jokowi, seperti dilansir Antara.

Pada kesempatan itu hadir juga, Menteri BUMN Erick Thohir ia mengatakan untuk menekan impor bahan baku obat, BUMN Indofarma akan fokus kembangkan industri herbal .

Ia juga mengatakan Indonesia mempunyai alam dan budaya yang mendukung untuk pengembangan industri herbal.

“Industri herbal sendiri kita punya kekuatan Pak, memang kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal ini. Karena itu Indofarma kita akan fokus pengembangan industri herbal daripada pengobatan,” kata Erick Thohir.

Menurut Erick, sekarang Kementerian BUMN telah mengonsolidasikan klaster kesehatan BUMN. Guna menciptakan ekosistem yang bisa memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.

“Kita tahu ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri, akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya,” ujar Erick Thohir.

Kementerian BUMN juga telah menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk (holding company) yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Dengan itu Bio Farma diharapkan mampu membuka peluang baru dalam industri kesehatan seperti industri vaksinasi.

“Karena itu kita coba sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak apakah merupakan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki,” kata Erick Thohir. (Aip)

 

 

Go to top