SIAPA FIGUR TERBAIK PIMPIN "BANTENG BANTEN" ?

Ilustrasi Ilustrasi

detakbanten.com OPINI WARGA - Jelang Konferensi Daerah (Konferda) PDIP Banten yang akan dilaksanakan pada bulan februari 2015 ini, sudah mulai gerah dan panas. Para kandidat saling mengumpulkan dukungan dari mulai tingkatan DPP sampai ke pengurus ranting/ PAC, alias kandidat sudah mulai mengambil hati para pemilik suara Banteng Banten.

Cara-cara para kandidatpun bermacam - macam, unik, bahkan ada cara yang cenderung ke kasar, ada yang melakukan lobby ke struktural partai, ada yang melakukan turba (turun ke bawah) dengan melakukan diskusi, bahkan ada kandidat mengundang para pemegang suara makan makan di restoran/hotel, hanya untuk sekedar menarik simpatik para pemegang suara.

Bahkan ada cara kandidat yang sekarang lagi trendi yaitu dengan deklarasi penggalangan suara yang dilakukan para pemegang suara/kader/simpatisan/tokoh/sesepuh partai/dll, untuk memilih kandidat tertentu.

Hal ini tentu saja bertujuan agar para pemegang suara sah memilih calon yang bersangkutan. Cara-cara diatas tentu wajar dan lumrah dilakukan para kandidat, sepanjang itu tidak melanggar aturan yang telah ditentukan.

Namun ada kandidat yang melakukannya dengan cara cara yang tidak beretika dan di luar norma - norma kultur budaya kita, salah satunya adalah intimidasi dan teror psikologis kepada pemegang suara sah dan yang lebih memprihatinkan caranya sudah mengarah ke arah kriminal dengan memalsukan tanda tangan surat dukungan ke salah satu kandidat.

Modusnya, biasanya pemilik suara sah ini akan dipaksa untuk memilih calon yang bukan pilihannya sendiri, kalau tidak mau menuruti kandidat yang bersangkutan, pemilik suara sah tersebut diancam dengan pemecatan dll.

Sudah bisa dipastikan, suara suara miring ini ditujukan kepada Plt. Ketua DPD Banten yang selama menjalankan fungsi dan wewenang sebagai pucuk pimpinan PDIP Banten tidak menunjukkan kinerja yang memuaskan, bahkan dianggap oleh sebagian besar seluruh kader PDIP banten, merupakan biang kekalahan suara Jokowi-Jk di Banten.

Sebagai pemerhati banteng di Provinsi Banten yang masyarakatnya religius ini. Penulis akan berusaha obyektif dalam menyikapi gonjang - ganjing pra konferda 2015 ini, bagaimanapun juga darah banteng moncong putih ini sudah mengalir dan menyatu ke dalam jiwa dan raga, hati saya tergerak untuk menyumbangkan pikiran guna kemajuan rakyat banten khususnya.

Dalam pantauan penulis, dalam kaitannya dengan majunya Plt. Ketua DPD PDIP Banten, Ribka Tjibtaning mencalonkan kembali menjadi ketua DPD Banten, merupakan hal yang tidak ksatria dan pemaksakan kehendak. Ibarat kenaikan kelas pada sekolah umum, yang bersangkutan ini raportnya banyak yang merah dan tidak bisa naik kelas. Namun dia berusaha dengan segala cara, baik halal atau haram untuk bisa naik kelas.

Hampir sebagian besar pengurus strutural PDIP dari mulai DPP, DPD,DPC dan PAC bahkan kader kader Banteng Banten satu persatu menolak pencalonan Ribka bahkan penolakan bukan hanya di tubuh Banteng.

Penolakan dari mulai mahasiswa, pemuka masyarakat bahkan seluruh bagian elemen masyarakat dengan tegas melakukan aksinya.

Terlebih lagi mereka mengetahui bahwa penulis "AKU BANGGA MENJADI ANAK PKI" adalah Ribka Tjibtaning.

Menurut hemat penulis, Ribka sebaiknya duduk manis mengurusi DPP PDIP karena sebagai pengurus tentu memiliki agenda yang sangat padat dan tak kalah pentingnya.

Dibanding dia ngotot mencalonkan menjadi ketua DPD Banten, selain melanggar aturan yaitu rangkap jabatan di struktural partai dan yang lainnya dia tidak dikehendaki oleh sebagian besar pengurus banteng beserta kadernya karena Ribka kurang memahami kultur daerah yang dia pimpin.

Alangkah baiknya bila Ribka memberikan kesempatan kepada kader kader yang tahu betul karakter dan kultur masyarakat Banten. Banyak kader banteng yang mumpungi dan kwalitasnya kepemimpinannya jauh diatas Ribka.

Demikian opini penulis semoga bermanfat bagi kemajuan kita semua, Wassalam.

 

 

Go to top