Amelia, Menatap Asa dari Tepian Pantai
DetakBanten,com SOSOK - Ia terlahir dalam keluarga kecil bersahaja, sebagai anak bungsu dari dua bersaudara perempuan. Dalam dirinya mengalir bakat alam dan kecerdasan, yang kelak mengantarkannya pada impian menjadi seorang sastrawati kebanggaan. Tidak hanya untuk daerah asalnya Kabupaten Lebak, tetapi juga bagi bangsa dan negara, Indonesia.
Ketika kelas 6 SDN 1 Cipedang, Amelia begitu namanya tertulis di ijazah menyabet Juara 1 dan masuk kelas favorit di SMPN 1 Wanasalam. Sejak itu, Amelia pun mulai memasuki dunia seni peran dan pentas teater dari kelas 2 SMPN dan dunia tulis menulis hingga duduk di bangku SMAN 1 Wanasalam, Kabupaten Lebak. "Alhamdulillah, kelas 3 SMP (kelas 9, red) meraih ranking ketiga dan diterima di SMAN 1 Wanasalam. Kemudian, masuk kelas unggalan di kelas 10.7, sebelum ngambil jurusan," ungkapnya dengan rasa syukur.
Menurut Amelia, Ia pernah mewakili Ranting Wanasalam di acara KANIRA PRAMUKA, yakni lomba kata, seni, raga (Kanira) yang berkaitan dengan Tiga kategori perlombaan tersebut, yaitu kategori kata (Mengaji), kategori seni (pentas teater, menari, dan lain-lain), serta kategori raga (olahraga volly ball) dan masuk dalam 10 besar dari 80 pangkalan.
Kemudian, lanjut gadis berhijab kelahiran awal abad millenium baru, Maret 2000, dalam pentas teater masuk dalam Lima (5) besar dari 80 pangkalan. Selain itu, Amelia juga sempat meraih Juara 1 penyanyi dangdut tingkat sekolah. "Mewakili sekolah di pemilihan duta pariwisata Kabupaten Lebak masuk enam besar dari 400 lebih peserta, dan dapat kategori ADINDA persahabatan Kabupaten Lebak 2017," terang pemilik nama asli Rasiani Amelina.
Menurutnya, dari petuah mendengar tanpa memihak dan mencintai tanpa bergantung, menjadikan Amelia belajar dalam banyak hal sebagai bekal hidup, selain pendidikan sebagai proses pembentukan 'character building'. "Yang terpenting dalam pendidikan adalah character building untuk masa depan kita," tegas Amelia.
Amelia berpandangan, karakter anak itu lebih penting daripada hanya pintar di pelajaran, tanpa bisa merangsang diri untuk maju di Belah non akademik. "Yang mempermudah segalanya itu adalah pengalaman bagi amel mah," imbuhnya, dengan tekanan bahasa sunda.