AS Latihan Militer, Ukraina Cari Dukungan Barat
detaklintasbenua.com- WARSAWA, Amerika Serikat (AS) mengirimkan isyarat untuk melindungi sekutu NATO yang berbatasan dengan Rusia. Sebaliknya Rusia mencari dukungan Barat.
Negeri Adi Daya itu memulai latihan militer bersama yang pertama di Eropa Timur sejak Kremlin mengintervensi Ukraina. Di Laut Hitam, seberang perairan Semenanjung Krimea, pasukan Rusia mengambil alih kendali kekuasaan Ukraina. Sebuah kapal perusak dari Angkatan Laut AS akan ambil bagian dalam manuver perang bersama Rumania dan Bulgaria.
Di utara Polandia, jet tempur-jet tempur AS tiba di pangkalan udara Lask untuk ambil bagian dalam latihan bersama. Di mana akan diinspeksi langsung Presiden Polandia. Negara-negara tetangga Ukraina, anggota NATO merasa akan menjadi sasaran berikutnya Rusia.
Berbicara di situs pertahanan rudal Polandia, tidak jauh dari markas besar Armada Baltik Rusia di Kaliningrad, Menteri Pertahanan Polandia Tomasz Siemoniak menyebutkan, latihan bersama ini akan lebih kecil dengan hanya melibatkan pesawat angkut. Namun, menurut Siemoniak, sejak intervensi militer Rusia ke Krimea, Warsawa meminta Pentagon mengirimkan jet tempurnya. Sedikitnya 12 jet tempur F-16 akan tiba di Polandia minggu ini, ditambah 300 personel.
"Ini adalah permintaan kami," kata Siemoniak. "Kami sungguh mengapresiasi reaksi itu cepat dan signifikan."
Sementara itu Presiden Polandia Bronislaw Komorowski dijadwalkan mengunjungi Lask hari ini untuk fokus pada latihan militer ini. Adapun kapal perang AS yang ambil bagian dalam manuver di Laut Hitam iadalah USS Truxtun, kapal perusak berpeluru kendali yang membawa 300 awak, dan bagian dari Armada Keenam AS yang berpangkalan di Italia.
Reuters seperti dikutip Antara, Selasa (11/3), melaporkan kapal perang ini bermanuver bersama dengan frigat Bulgaria Drazki, dan tiga kapal perang Rumania. Seluruh kapal bermanuver di perairan Rumania di sebelah tenggara pelabuhan Constanta, Rumania, yang jaraknya sekitar 350 km dari Sevastopol, Krimea, di mana Armada Laut Hitam Rusia berpangkalan.
Di sisi lain, Ukraina berupaya mendapatkan dukungan dari negara-negara Barat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bersikeras bahwa Krimea memiliki hak untuk bergabung dengan negaranya. Tim proeropa di Kiev sedang berpacu dengan waktu untuk menjaga kesatuan wilayahnya yang berpenduduk 46 juta jiwa ini. Ukraina mendapat dukungan moral kelompok hak aksi-aksi. Mereka wujudkan dukungan melalui aski unjuk rasa berdarah selama tiga bulan untuk menggulingkan pemerintahan dukungan Kremlin-
Kantor berita AFP melaporkan, kepemimpinan yang dideklarasikan secara sepihak di Krimea, semenanjung Ukraina yang dihuni mayoritas etnis Rusia, telah menyatakan merdeka dari Kiev. Bahkan, akan menyelenggarakan pemungutan suara, Minggu (16/3), untuk menentukan apakah Krimea akan berpaling tunduk kepada kepemimpinan Kremlin.
Keputusan itu telah mendapat kecaman dari negara-negara kuat Barat. Karena Barat juga merasa gusar karena Rusia merebut Krimea melalui aksi yang dilancarkan beberapa hari setelah kejatuhan presiden Rusia Viktor Yanukovych pada 22 Februari lalu. Tak lama setelah jatuh, Yanukovych melarikan diri ke Rusia. (red)