Padahal Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Arlan Marzan saat dikonfirmasi oleh wartawan menyebut bahwa proyek tersebut akan rampung pada Desember 2022 sesuai dengan waktu pengerjaannya.

Pantauan di lokasi kegiatan pembangunan jembatan Cisoka 2 hingga kini memasuki tahun 2023 baru dikerjakan lebih kurang sekitar 60 persen, bahkan lembaga sosial kontrol menilai terkesan mangkrak.

Menurut ketua LSM Seroja Indonesia Taslim Wirawan, akibat terbengkalainya proyek pembangunan jembatan tersebut, masyarakat dirugikan. Selain itu ditegaskan Taslim, pihak Dinas PUPR Provinsi Banten pun dinilai buta dan tuli terhadap keluhan masyarakat, bahkan tak punya nyali untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaksana.

"Coba berapa kerugian masyarakat atas pembangunan jembatan yang nggak jadi jadi, dari waktu yang di tentukan sampai sekarang, kalau pengguna jalan sehari 2000 di kali kerugian bensin, terlambat kerja, tenaga dan lain lain sudah berapa itu," protes Taslim Wirawan, Selasa (3/1/2023).

LSM Seroja meminta pertanggung jawaban pelaksana dan kadis PUPR Provinsi Banten terkait pembangunan jembatan Cisoka 2 yang tidak selesai selesai.

Terpisah, Direktur Eksekutif LSM BP2A2N Ahmad Suhud menilai banyak kejanggalan dalam kegiatan proyek pembangunan jembatan Cisoka 2 tersebut. Pasalnya, dalam sisa waktu yang singkat dan tersisa itu, suatu hal yang mustahil jembatan tersebut bisa selesai, terbukti memasuki tahun 2023 ini proyek tersebut belum terlihat progres yang signifikan.

"Selain melakukan evaluasi kembali terhadap kinerja pelaksana, kami juga meminta dinas PUPR untuk black list perusahaan pihak pelaksana proyek tersebut," ungkap Direktur eksekutif LSM BP2A2N Ahmad Suhud.

Akibat proyek pembangunan jembatan Cisoka 2 itu, arus lalulintas dari arah Cisoka menuju Tigaraksa dan sebaliknya setiap hari mengalami kemacetan panjang. (Day/Han).