NASA Berharap Menemukan Blok Pembangun Kehidupan Pada Sampel Asteroid

(Foto: NASA/Science) Ilustrasi: Shintya/db (Foto: NASA/Science) Ilustrasi: Shintya/db

Detakbanten.com, WOOW -- Para ilmuwan tengah semangat, mereka akan segera menganalisis pada sampel asteroid Bennu di Johnson Space Center NASA di Houston setelah sampel tersebut telah mencapai Bumi pada akhir September.

Pada muatan berharga kini sedang berada di atas OSIRIS-REx, wahana antariksa AS yang telah diluncurkan pada tahun 2016 menuju Bennu, dan telah mengorbit Matahari pada jarak rata-rata sekitar 105 juta mil atau setara dengan 168 juta kilometer.

Ilmuwan akan melakukan pemisahkan potongan batuan serta debu untuk studi ini, seraya menyimpan sisa untuk generasi mendatang serta telah dilengkapi dengan teknologi yang jauh lebih baik, praktik pertama kali dimulai selama misi Apollo ke Bulan.

Sesudah wahana pengembalian tiba di "cleanroom", Texas. Tugas dari Lunning, dengan hati-hati untuk membongkar serta memisahkan isinya, semua akan dilakukan dengan menjaga material tetap murni dan tidak terkontaminasi.

Pesawat ruang angkasa tersebut telah dijadwalkan dan akan mendarat di gurun Utah pada 24 September, serta membawa perkiraan 8,8 ons, atau setara dengan 250 gram material.

Pada proses memperolehnya telah melibatkan operasi berisiko tinggi pada Oktober 2020: probe ini telah bersentuhan dengan asteroid selama beberapa detik, serta dengan semburan nitrogen terkompresi dan dikeluarkan guna mengangkat sampel debu yang setelahnya ditangkap.

Pada seluruh misi tersebut telah terancam ketika NASA telah menyadari beberapa hari kemudian, katup kompartemen pada pengumpulan sampel gagal menutup, hingga beberapa fragmen telah keluar ke ruang angkasa. Akan tetapi mereka telah berhasil mengamankan serta memindahkan ke kapsul yang telah terpasang di pusat wahana antariksa tersebut.

Sampel asteroid pertama yang telah dibawa kembali ke Bumi dan dilakukan Jepang pada 2010 dan 2020, telah mengandung urasil, pada salah satu blok pembangun RNA. Penemuan ini telah memberi bobot teori bahwa kehidupan di Bumi mungkin sudah ditaburkan dari luar angkasa ketika asteroid menabrak planet kita dan membawa unsur yang mendasar.

Eve Berger merupakan seorang kosmoahemikus, ia tidak sabar untuk mulai bekerja dengan materi Bennu. "Sampel-sampel ini belum pernah mencapai Bumi. Mereka belum terpapar atmosfer kita. Mereka belum terpapar apa pun kecuali ruang angkasa yang keras selama miliaran tahun," katanya. Dikutip dari Media Indonesia.

Berger mengatakan bahwa dengan sampel Bennu akan membantu kita menentukan bahwa apa yang kita yakini itu benar dan memang benar. Tidak sekedar dari sampel Bennu yang akan dapat menambah pada pengetahuan tentang apa saja bahan yang telah membawa kehidupan ke dunia kita, akan tetapi kita dapat mencari tahu yang terjadi di Bumi, dengan itu akan membantu kita untuk menggeneralisasi pada benda lain serta bagaimana menafsirkan apa yang kita lihat.

 

 

Go to top