Polsek Pasar Kemis Bersama GP Ansor Kab. Tangerang Damaikan Warga

Polsek pasar Kemis bersama GP Ansor damaikan warga. Polsek pasar Kemis bersama GP Ansor damaikan warga.

Detakbanten.com, TANGERANG - Polsek Pasar Kemis bersama Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Tangerang Banten menjembatani kedua warga untuk melakukan perundingan damai.

Pasalnya, upaya perundingan damai itu dilakukan lantaran ada kesalahpahaman antara warga pendatang pedagang kelontong asal Kupang NTT dan warga pendatang pedagang kelontong asal Madura Jawa Timur.

Atas kesalahpahaman itu, warga pedagang kelontong asal Madura Jawa Timur melaporkan hal itu kepada pihak kepolisian sektor Pasar Kemis Polresta Tangerang.

Kegiatan mediasi dilakukan di ruang Aula Polsek Pasar Kemis yang dihadiri langsung oleh Kapolsek Pasar Kemis, Ketua GP Ansor Kabupaten Tangerang H. Muhidin Kodir, Fredi tokoh masyarakat Kupang NTT dan juga pihak perwakilan warga asal Madura Jawa Timur.

LBH GP Ansor Yunihar mengapresiasi langkah cepat Polsek Pasar Kemis yang begitu sigap menangani kasus tersebut agar tidak menjadi isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

"Saya apresiasi langkah pak Kapolsek yang sudah turun langsung ke lokasi dalam menangani kasus ini," ucap ketua LBH GP Ansor Yunihar saat ditemui seusai perundingan damai Mapolsek Pasar Kemis, Senin (30/1/2023).

Dikatakan Yunihar, dirinya mewakili warga pendatang pedagang asal Madura Jawa timur menyampaikan terima kasih atas upaya damai tersebut dan menyampaikan permohonan maaf kepada pihak warga pendatang pedagang asal Kupang NTT atas peristiwa tersebut dan semoga persoalan itu tidak terulang lagi.

Dalam hal ini, sambung Yunihar bahwa Kapolsek Pasar menganalisa perselisihan ini jika tidak diselesaikan maka akan panjang permasalahannya, karena akan ada unsur SARA antara keluarga besar Kupang perantauan dan paguyuban Madura warung kelontongan yang ada di Tangerang maka hal ini harus segera di selesaikan agar tidak timbul konflik berkepanjangan.

Sementara itu Fredi tokoh masyarakat Kupang NTT juga menyambut baik atas upaya damai tersebut, Fredi menyebut peristiwa itu terjadi karena ada kesalahpahaman.

"Saya atas nama warga pendatang pedagang kelontong asal Kupang NTT juga menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut dan semoga peristiwa ini tidak terjadi kembali," ujar Fredi.

Menurut pria kekar berkulit hitam manis itu, atas insiden itu menjadikan kita saat ini bisa bersilaturahmi.

"Karena persoalan ini, kita hari ini kita bisa bersilaturahmi, untuk itu mulai hari ini kita jaga persatuan dan persaudaraan ini dengan bersilaturahmi," tandas Fredi. (Day/Han).

 

 

Go to top